undercover.co.id Rahasia Nulis Artikel yang Beneran Tahan Lama di Google, Bukan Cuma Viral Seminggu Waktu Reza pertama kali viral, dia gak nyangka. Artikel blog-nya soal “cara mulai freelance tanpa modal” tiba-tiba meledak di Twitter.
Di-share ratusan kali, view naik drastis. Tapi dua minggu kemudian? Sepi. Artikel itu tenggelam kayak gak pernah ada. Reza bengong. “Padahal kemarin rame banget, kenapa sekarang gak ada yang baca?”
Di situlah lo mulai ngerti bedanya konten viral sama konten yang tahan lama di mata Google.
Viral itu kayak kembang api. Muncul bentar, rame, terus hilang. Tapi kalau lo pengen trafik konsisten, lo butuh bikin konten yang punya nilai umur panjang — atau yang biasa disebut evergreen content.
Dan di tahun 2025, di mana search makin AI-driven dan info makin numpuk tiap hari, bikin konten yang relevan berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun itu skill yang harus lo kuasai.
Jadi Apa Itu Evergreen Content?
Konten evergreen adalah konten yang:
- Topiknya gak basi
- Masalahnya relevan terus
- Dicari terus-menerus oleh orang dari waktu ke waktu
Contoh:
- Cara bikin CV ATS-friendly
- Tips menabung gaji pertama
- Panduan belajar copywriting
Ini beda sama:
- “Prediksi tren skincare bulan ini”
- “Kabar terbaru soal TikTok Shop ditutup”
- “Review drama Korea April 2025”
Yang kedua bakal anjlok dalam hitungan hari. Yang pertama bakal tetep dicari orang selama masalah itu masih ada.
Kenapa Lo Harus Punya Evergreen Content?
Karena lo gak mau terus-terusan nulis cuma buat dikejar tren. Konten evergreen ibarat aset digital. Lo bikin sekali, tapi hasilnya bisa ngalir terus.
“Gue punya artikel soal ‘cara interview kerja online’ yang gue tulis 2021. Sekarang 2025 masih masuk top 5 artikel paling banyak traffic.”
— Nadia, HR content creator
Cara Bikin Artikel yang Tahan Lama di Search Google
Pertama, pilih masalah yang gak musiman. Coba lo tanya:
- Apakah masalah ini masih ada 1 tahun dari sekarang?
- Apakah orang tetap butuh info ini walau gak trending?
Kalau jawabannya iya, gas.
Kedua, jangan terlalu ngejar keyword tren. Fokus ke keyword yang stabil. Pakai tools kayak Google Trends, Ahrefs, atau bahkan auto-suggest di Google Search untuk liat kata kunci yang rutin dicari.
Ketiga, bikin artikel yang timeless secara isi dan gaya. Jangan terlalu banyak nyebut tanggal, tahun, atau sesuatu yang bisa cepet usang.
Daripada: “Tips investasi buat 2024”
Lebih baik: “Cara Investasi Buat Pemula yang Takut Rugi”
Kalau pun lo nyebut angka tahun, kasih update berkala setiap 6–12 bulan biar relevan terus.
baca juga
- SEO Itu Gak Cuma Buat Naik di Google, Tapi Buat Bikin Lo Jadi Sumber Referensi
- Susah Naik di Google? Bisa Jadi Karena Halaman Lo Lemot Parah
- Google Helpful Content : Lo Masih Nulis Buat Mesin atau Buat Orang?
- SEO Lokal Bukan Cuma Buat Toko, Tapi Buat Semua yang Mau Dicari di Sekitarnya
- Rahasia Nulis Artikel Tahan Lama di Google
Kasih Struktur yang Gampang Diupdate
Artikel lo harus punya struktur modular. Jadi kalau ada info baru, lo tinggal tambahin di satu bagian, gak perlu ubah semua.
Misal lo bikin artikel “Tools SEO Terbaik”. Lo pisah jadi:
- Tools riset keyword
- Tools audit teknikal
- Tools content optimization
Nanti kalau ada tool baru, lo tinggal masukin di bagian yang sesuai.
Sisipkan Cerita, Bukan Cuma Data
Google makin suka konten yang ada sudut pandangnya. Tambahin:
- Cerita pribadi
- Pendapat lo
- Studi kasus
Contoh:
“Waktu gue baru belajar SEO, gue pake [tool X] karena gratis. Tapi makin ke sini, gue ngerasa perlu ganti karena insight-nya kurang dalam.”
Kalimat kayak gitu gak cuma informatif, tapi bikin user ngerasa lo pernah ngalamin.
Internal Link Itu Investasi Jangka Panjang
Konten evergreen lo bisa makin kuat kalau didukung konten lain. Jadi tiap kali lo nulis artikel baru yang relevan, selalu link ke artikel evergreen lo.
Misalnya lo punya artikel “Panduan Bikin Portofolio Freelance”, dan minggu ini lo nulis “Cara Dapetin Klien Lewat LinkedIn”. Masukin link ke artikel portofolio itu. Gitu terus.
Semakin banyak artikel lo yang saling support, makin kuat semua posisi di mata Google.
Bikin CTA yang Gak Tergantung Tren
Call to Action juga harus evergreen. Hindari CTA kayak:
- “Join webinar minggu depan”
- “Download promo bulan ini”
Ganti dengan:
- “Gabung newsletter biar gak ketinggalan insight terbaru”
- “Download checklist gratis buat mulai karier freelance”
CTA lo harus selalu relevan, kapanpun artikel itu dibaca.
Jangan Lupa Periksa Tiap 6 Bulan
Artikel evergreen bukan berarti ditinggal. Jadwalin audit ringan:
- Cek data yang outdated
- Tambahin insight baru
- Update grafik atau kutipan
- Perbaiki broken link
Gue biasanya set reminder di Notion buat cek semua konten evergreen tiap semester.
“Dulu gue pikir evergreen itu tinggal upload dan tinggal. Ternyata waktu gue rajin update dikit-dikit, posisi artikel makin naik.”
— Aldi, niche blogger
Evergreen Content Juga Bisa Viral, Tapi Viral Itu Bonus
Yang penting: lo dapet trafik jangka panjang, bukan cuma spikes. Tapi kalo konten lo relatable dan shareable, evergreen content juga bisa viral.
Contohnya:
- “Gue Nabung 10 Ribu per Hari Selama 1 Tahun, dan Ini Hasilnya”
- “Hal-Hal yang Harusnya Gue Pelajari di Umur 22, Tapi Terlambat”
Topiknya bisa dicari terus, dan juga bisa rame dibahas.
Kesimpulan
Kalau lo capek ngejar tren yang cepat basi, mulai bikin konten yang punya napas panjang. Konten yang:
- Dicari terus-menerus
- Ngebantu user kapan aja
- Bisa lo update sedikit tapi ngasih hasil banyak
Itulah evergreen content. Dan percaya deh, lo bakal makasih ke diri lo sendiri 6 bulan dari sekarang saat trafiknya masih terus ngalir.