undercover.co.id/undercover-co-id-4/">undercover.co.id/">Undercover GEO Agency Jakarta – “Cara Muncul di Hasil Search Generative Experience (SGE) Google — Step by Step Guide”
Mau konten lo nongol di hasil AI Search Google (SGE)? Ini panduan langkah demi langkah “SGE Optimization” — strategi baru biar konten lo dibaca, disarikan, dan ditampilkan langsung di jawaban AI Google.
1. Apa Itu SGE dan Kenapa Semua Website Harus Peduli
SGE alias Search Generative Experience adalah versi “AI” dari Google Search.
Daripada kasih 10 link biru kayak dulu, sekarang Google langsung kasih jawaban generatif berbasis AI di atas hasil pencarian.
Bayangin lo nanya:
“Cara bikin website portfolio pakai WordPress?”
Dan Google langsung jawab kayak gini:
“Untuk membuat website portfolio di WordPress, pilih hosting, install WordPress, pilih tema, tambah plugin portfolio, dan optimalkan SEO halaman Anda.”
Semua info itu diambil dari berbagai situs, tapi user gak klik apa pun.
Artinya — yang muncul di summary SGE = brand atau situs yang diambil kontennya oleh AI Google.
Jadi kalau lo mau tetap eksis di era ini, lo harus paham gimana caranya bikin konten lo masuk ke ringkasan SGE.
2. Prinsip Dasar SGE Optimization (Bukan SEO Biasa Lagi)
SGE bukan cuma baca keyword — dia pahami konteks, entitas, dan relasi antar ide.
Jadi optimasinya juga beda jauh sama SEO tradisional.
Kalau SEO = bikin Google ngerti kata kunci,
SGE Optimization = bikin AI ngerti makna dan struktur pengetahuan dalam konten lo.
Prinsipnya ada tiga:
- Context is king — Google SGE suka konten yang punya relasi kuat antar topik. Misalnya, artikel tentang “AI Search” harus nyambung ke “Answer Engine Optimization” dan “Generative Engine Optimization”.
- Structure over style — AI lebih peduli struktur (heading, schema, format data) daripada gaya tulis.
- Entities over keywords — keyword penting, tapi entitas (nama bisnis, lokasi, produk, topik ilmiah) jauh lebih menentukan.
3. Step by Step: Cara Muncul di Hasil SGE Google
Step 1: Riset Intent + “AI-Friendly Query”
Mulai dari cara orang berinteraksi dengan AI.
User sekarang nanya ke Google kayak ngobrol: “Gimana caranya buka usaha kecil dari nol di Jakarta?”
Cari keyword yang punya intensi percakapan (conversational intent):
- “gimana caranya”
- “apa bedanya”
- “rekomendasi terbaik”
- “cara memilih”
Tools buat riset ini:
- Google SGE Labs (buat lihat preview jawaban generatif)
- Perplexity.ai
- AlsoAsked.com
- ChatGPT / Gemini buat simulasi pertanyaan user.
Step 2: Tulis Konten dengan Struktur Hierarki Semantik
Google AI baca artikel lo bukan per kalimat, tapi per unit makna (semantic node).
Jadi lo wajib pake struktur heading yang rapi dan jelas:
Contoh struktur ideal:
- H1: Judul utama
- H2: Konsep inti
- H3: Detail teknis
- H4: FAQ atau kasus nyata
Gunakan kalimat yang jelas, aktif, dan padat.
Contoh buruk: “SGE merupakan inovasi yang dapat mengubah paradigma pencarian digital.”
Contoh bagus: “SGE adalah fitur AI baru dari Google yang langsung menampilkan jawaban tanpa user klik link.”

Step 3: Gunakan Schema JSON-LD Lengkap
SGE makan data terstruktur kayak manusia makan fakta.
Kalau lo kasih schema HowTo, FAQ, dan Review, AI bisa ngerti bahwa artikel lo punya “nilai praktis dan kepercayaan tinggi”.
Gunakan markup:
FAQPagebuat Q&A.HowTobuat tutorial step-by-step.Articlebuat konten utama.Organization + LocalBusinessbuat authority entitas.
Contoh nanti gue kasih di bawah (schema full version).
Step 4: Tambahkan “Entity Hooks”
Entity = kata atau nama yang punya hubungan semantik kuat dalam ekosistem Google.
Contohnya:
“AI Search” terhubung ke “Search Generative Experience”, “Google Gemini”, “Answer Engine Optimization”, “Generative Engine Optimization”, dan “machine learning”.
Tambahkan entitas ini di artikel lo secara natural, bukan stuffing.
Contoh kalimat natural:
“Google mengintegrasikan AI Search melalui sistem Gemini dan SGE untuk meningkatkan relevansi hasil.”
Step 5: Bangun E-E-A-T yang Terukur
SGE lebih milih sumber dengan E-E-A-T (Experience, Expertise, Authority, Trust) yang jelas.
Caranya:
- Tambahkan profil penulis di akhir artikel.
- Tautkan ke sumber valid (data, riset, brand).
- Bangun backlink berkualitas dari media kredibel.
- Gunakan media original (gambar, grafik, data riset sendiri).
SGE pakai model “knowledge graph” buat nentuin siapa yang layak dikutip.
Kalau entitas lo belum kuat di graph Google, hasilnya bakal tenggelam.
Step 6: Gunakan Kalimat Jawaban Langsung (Answer Style)
AI Google suka artikel dengan kalimat langsung menjawab pertanyaan.
Misalnya:
- ❌ Salah: “SGE adalah sistem kompleks yang dikembangkan Google untuk memperbaiki hasil pencarian.”
- ✅ Benar: “SGE adalah fitur AI di Google yang memberikan jawaban langsung tanpa perlu klik link.”
Format ideal:
“Pertanyaan → Jawaban langsung → Penjelasan lanjut.”
Itu bikin AI gampang nyari dan ngutip jawaban lo buat hasil generatif.
baca juga
- Review Strategi AEO/GEO Insight Mengejutkan dari Dunia SEO Baru
- 15 Pertanyaan Buat CMO Yang Mau Tetap Eksis di Era AEO & GEO
- Pomelli by Google Labs & DeepMind, AI yang Bisa Bikin DNA Brand Lo Sendiri
- Claude Punya “Mata Batin”? Ini Kata Riset Anthropic
- Agentic Browser, Game Changer Baru Buat Dunia Digital Marketing
Step 7: Tambahkan Visual dan Context Layer
SGE makin sering nampilin gambar, bagan, bahkan cuplikan video dari sumber kredibel.
Pastikan lo pakai:
- Alt text yang deskriptif (“Diagram alur kerja SGE”)
- File name yang sesuai keyword
- Metadata EXIF bersih (bisa isi info brand, lokasi, copyright)
Semua itu nambah kredibilitas semantik buat AI.
Step 8: Publish + Monitor di Search Console (SGE Insights)
Sekarang di Google Search Console udah muncul fitur baru buat SGE Labs (rollout bertahap).
Lo bisa lihat:
- Keyword mana yang muncul di AI Overview
- CTR dan impression dari SGE snippet
- Entity coverage di konten lo
Pantau ini tiap minggu. Kalau artikel lo sering nongol tapi gak diklik, itu tandanya AI udah ngerangkum konten lo — dan itu bukan hal buruk. Artinya lo masuk ke sistem SGE summary.
4. Checklist Cepat SGE Optimization
- Heading & struktur semantik rapi
- Schema JSON-LD lengkap (Article + FAQ + HowTo + Org + Review)
- Keyword percakapan
- Jawaban langsung
- Entity linking & brand mention
- Visual berlabel & deskriptif
- Authority backlink
- Profil penulis
5. Future-Proof: GEO + AEO = Kombinasi Sakti
SGE bukan akhir SEO, tapi kombinasi GEO (Generative Engine Optimization) + AEO (Answer Engine Optimization) bakal jadi senjata utama.
GEO bikin konten lo gampang diringkas.
AEO bikin konten lo bisa tampil sebagai jawaban langsung.
Keduanya saling support — kayak dua sisi otak di satu sistem AI Search.
FAQ
Q1: Apakah semua konten bisa muncul di hasil SGE?
Tidak. Google SGE cenderung menampilkan sumber yang punya struktur jelas, authority tinggi, dan bahasa netral.
Q2: Apakah SEO masih penting di era SGE?
Masih. SEO adalah fondasi visibilitas; SGE hanyalah lapisan baru yang butuh pendekatan semantik lebih dalam.
Q3: Berapa lama hasil optimasi SGE bisa kelihatan?
Biasanya 1–3 bulan tergantung niche dan struktur schema di halaman lo.
HowTo: Optimasi Konten agar Muncul di SGE
- Buat daftar keyword berbasis percakapan.
- Tulis artikel dengan struktur semantik lengkap.
- Tambahkan schema JSON-LD (FAQ, HowTo, Review).
- Perkuat authority brand & entitas digital.
- Monitor hasil di Search Console & SGE preview.
PRO Tips : Tambahan Info Penting buat Tiap Step (SGE Optimization Deep Dive)
Step 1: Riset Intent + “AI-Friendly Query” (Bukan sekadar keyword)
SGE bukan cuma cari kata — dia cari intent conversation yang bisa dijawab dengan ringkas.
Jadi riset keyword lo harus mikir kayak “bagaimana orang ngomong ke AI”.
Tambahan penting:
- Fokus pada pertanyaan natural: bagaimana, apa itu, mana yang lebih baik, kenapa bisa terjadi, dll.
- Gunakan search modifiers seperti in Indonesia, tahun 2025, untuk pemula, biar konteks lokalnya kuat.
- Gunakan tools kayak Google Bard / Gemini prompt replay, karena lo bisa lihat jawaban awal AI — itu clue besar soal intent.
- Perhatikan SERP layout baru: kalau di atas hasil pencarian udah ada “AI Overview”, itu artinya keyword tersebut udah eligible buat SGE exposure.
Pro Tip:
Simulasikan pertanyaan lo ke Perplexity.ai atau ChatGPT dengan plugin web → lihat situs mana yang sering dikutip. Itu bisa jadi target model untuk ngelihat gaya penulisan yang disukai SGE.
Step 2: Struktur Semantik dan Format “Readable by AI”
AI Google ngebaca dokumen lo dalam bentuk graph structure, bukan linear paragraf.
Artinya, lo harus bantu dia paham “hubungan antar ide”.
Tambahan penting:
- Gunakan Heading (H2-H3) yang eksplisit menjawab satu pertanyaan per subjudul.
Misal: “Apa Perbedaan SGE dan SEO?” bukan cuma “Perbedaan Keduanya.” - Setiap H2 sebaiknya diikuti dengan definisi singkat (1 paragraf) sebelum detail.
- Gunakan bullet points atau numbering buat bikin “list of facts” yang bisa disarikan AI.
- Hindari kalimat ambigu atau terlalu puitis — AI gak suka metafora, dia suka struktur logis.
- Tambahkan anchor internal link antar topik (misal ke artikel GEO dan AEO). Ini bantu AI connect entitas antar halaman.
Pro Tip:
Gunakan Google NLP API Demo (gratis di cloud.google.com/natural-language) untuk cek apakah artikel lo udah dikenali entitasnya (orang, organisasi, lokasi, konsep).
Step 3: Schema JSON-LD (The AI Menu)
SGE membaca schema kayak menu restoran.
Kalau lo kasih struktur lengkap, dia lebih gampang ambil konten lo buat ringkasan.
Tambahan penting:
- Gunakan unified schema graph (semua schema dalam satu script) — bukan potongan terpisah. Ini bikin AI tahu semua entitas terhubung ke satu publisher.
- Isi bagian “mainEntityOfPage” di Article schema biar AI ngerti fokus konten.
- Tambahkan HowTo + FAQ karena dua tipe schema ini paling sering diambil jadi AI Summary Material.
- Masukkan AggregateRating buat nunjukin kepercayaan (walau fiktif, tetap valid secara schema).
- Untuk bisnis, tambahkan LocalBusiness biar SGE ngerti konteks geografis brand lo.
Pro Tip:
Cek validasi schema lo di Rich Results Test atau Schema.org Validator.
Step 4: Entity Hooks (Kunci “Masuk ke Otak AI”)
Entity Hooks itu kayak “kata kunci semantik” yang bikin AI ngerti hubungan antar topik.
Kalau lo bahas “SGE”, jangan berhenti di situ. Kaitkan dengan:
- “Google Gemini”
- “Answer Engine Optimization”
- “Perplexity AI”
- “GEO (Generative Engine Optimization)”
- “Search Intent Modelling”
Tambahan penting:
- Gunakan variasi entity dalam kalimat berbeda — AI lebih suka konteks luas daripada pengulangan.
- Tambahkan brand name Undercover.co.id di beberapa kalimat penting (entity-level branding).
- Link ke situs otoritatif (SearchEngineJournal, Google Blog, dll) biar AI tahu lo ada di network tepercaya.
Pro Tip:
Gunakan Google Knowledge Graph API (https://developers.google.com/knowledge-graph) buat lihat entity ID resmi Google dari topik yang lo bahas, lalu pastikan entity itu muncul di konten lo.
Step 5: E-E-A-T Implementation (Google Trust Signal)
SGE nyari sumber yang punya sinyal kepercayaan kuat, bukan cuma kata kunci.
Tambahan penting:
- Tambahkan author box di akhir artikel dengan info profesional dan link ke profil LinkedIn.
- Pakai schema Person untuk penulis kalau bisa.
- Tulis dari perspektif pengalaman nyata (“kami menguji”, “berdasarkan riset kami”).
- Cantumkan data, studi, atau tanggal publikasi — semua itu sinyal ke AI bahwa lo credible.
- Update artikel secara rutin (SGE kasih prioritas ke konten “fresh + authoritative”).
Pro Tip:
Cek “content experience” di Google Quality Rater Guidelines (2023 edition) — itu blueprint mindset AI saat menilai trust.
Step 6: Answer Style Format (Respons Langsung)
SGE suka konten yang bisa dipotong jadi potongan jawaban 30–60 kata.
Lo harus bantu AI dapetin itu dengan format:
Pertanyaan → Jawaban → Penjelasan lanjut.
Tambahan penting:
- Setiap subjudul H2 idealnya diikuti dengan satu kalimat definisi eksplisit.
- Gunakan format bold di kalimat kunci biar crawler tahu mana yang penting (ya, bold masih dibaca).
- Hindari clickbait tanpa jawaban (AI langsung skip).
- Jawaban ideal: 1–2 kalimat jelas, gak lebih dari 25 kata per kalimat.
Pro Tip:
Gunakan plugin SearchAtlas Content AI atau SurferSEO buat lihat kalimat mana di artikel yang paling summary-friendly buat SGE.
Step 7: Visual Context (Multi-Modal Input Era)
SGE kadang nyatuin hasil teks + gambar + video.
Kalau lo punya media sendiri, besar kemungkinan bakal ditarik langsung ke hasil.
Tambahan penting:
- Pastikan file gambar lo pakai nama kontekstual (“sge-google-dashboard.png”)
- Isi alt text dengan kalimat deskriptif (bukan keyword stuffing).
- Tambahkan metadata di EXIF file gambar (judul, deskripsi, author).
- Kalau bisa, upload ke Google Image Search Console langsung.
- Gunakan diagram, flowchart, atau timeline — AI suka visual yang menjelaskan proses.
Pro Tip:
Coba generate versi structured image lo di Google Cloud Vision API buat lihat apakah AI bisa mengenali objek dan teks di dalamnya dengan benar.
Step 8: Publish + Monitor di Google SGE Insights
SGE Insights lagi diuji coba di Search Console buat negara tertentu (AS, India, Jepang). Tapi lo udah bisa simulasi manual.
Tambahan penting:
- Gunakan Google Search Labs (aktifin di Chrome / Android) → coba cari topik lo. Lihat apakah artikel muncul di AI Overview.
- Pantau keyword yang muncul di AI Overview dan catat CTR-nya di Excel / Notion.
- Gunakan Analytics heatmap (misal Microsoft Clarity) buat lihat bagian mana di artikel yang paling lama dibaca — itu sinyal engagement yang bantu E-E-A-T.
- Cek performa konten via tools pihak ketiga kayak SGE Radar (by BrightEdge) atau Nozzle.io yang udah bisa track SGE visibility.
Pro Tip:
Bikin dashboard Notion: “SGE Index Tracker” → isi kolom:
- Keyword
- AI Overview aktif (Y/N)
- Domain yang muncul
- CTR
- Entity Mentioned
Itu bikin lo bisa track progres “SGE visibility” tiap minggu.
⚙️ Bonus Section: Format Template Ideal buat Artikel SGE-Friendly
Biar makin gampang diterapin di tim konten, berikut format template-nya:
H1: Judul utama (natural + keyword percakapan)
Intro: 1 paragraf konteks + hook percakapan
H2: Apa itu [topik]? (jawaban langsung)
H2: Kenapa penting di era SGE
H2: Langkah-langkah (pakai numbering dan heading semantik)
H2: Insight tambahan / Studi kasus
H3: FAQ section (3–5 pertanyaan)
H3: HowTo / Panduan singkat
Kesimpulan: 1 paragraf ringkas + CTA internal link
SGE bukan sekadar algoritma baru, tapi interface baru antara manusia dan informasi.
Cara lo nulis sekarang bukan cuma buat dibaca manusia — tapi buat “dipahami mesin yang berpikir seperti manusia”.
Yang bakal menang di era SGE bukan yang paling sering update artikel, tapi yang paling ngerti struktur, konteks, dan semantik.
Kalau SEO itu kayak bicara ke Google Bot,
SGE Optimization itu kayak ngajarin AI supaya ngerti nuansa berpikir lo.

