Cara Cari Keyword yang Pas Biar Website Muncul di Google

undercover.co.id/ Cara Cari Keyword yang Pas Biar Website Muncul di Google , “Gue udah bikin website, udah posting artikel, tapi kok gak ada yang mampir ya?” keluh Raka sambil menatap layar laptopnya. Dimas, yang lagi nyari inspirasi buat konten di HP-nya, melirik. “Lo udah riset keyword belum?”

“Hah? Keyword itu apaan sih? Gue cuma nulis aja sesuai yang gue suka.”

Dimas menghela napas. “Itu dia masalahnya. Kalau lo gak pake keyword yang dicari orang, ya website lo bakal sepi. Nih, gue ajarin cara cari keyword yang pas biar website lo bisa muncul di Google.”

1. Kenapa Keyword Itu Penting

Keyword itu kayak petunjuk arah buat Google. Kalau lo pake keyword yang tepat, Google bakal ngerti topik website lo dan bisa munculin di hasil pencarian yang relevan.

“Bayangin lo punya toko kopi, tapi gak ada tulisan ‘kopi’ di website lo. Gimana orang mau nemu?” kata Dimas.

“Oh, jadi gue harus masukin kata-kata yang sering dicari orang tentang kopi?” tanya Raka.

“Betul. Tapi gak asal masukin, harus ada strateginya.”

2. Gunakan Google Keyword Planner

Google punya alat gratis buat cari keyword yang banyak dicari orang, namanya Google Keyword Planner.

  1. Buka Google Keyword Planner.
  2. Masukkan topik yang lo mau, misalnya ‘kopi kekinian’.
  3. Lihat daftar keyword yang muncul, lengkap dengan jumlah pencariannya.

“Jadi gue bisa lihat mana keyword yang populer dan pake itu di artikel gue?” Raka mulai paham.

“Iya, tapi jangan cuma pilih yang paling banyak dicari. Lo juga harus perhatiin persaingannya.”

3. Cari Keyword dengan Persaingan Rendah

Kalau lo baru mulai, jangan langsung ngincer keyword yang punya jutaan pencarian per bulan. Persaingannya bakal berat.

“Bayangin lo baru buka kedai kopi kecil dan langsung mau bersaing sama Starbucks. Susah kan?” kata Dimas.

“Jadi gue harus cari keyword yang lebih spesifik?” tanya Raka.

“Yes. Itu namanya long-tail keyword. Misalnya bukan cuma ‘kopi’, tapi ‘kopi susu gula aren enak di Jakarta’.”

4. Gunakan Ubersuggest dan Ahrefs

Selain Google Keyword Planner, ada juga alat lain buat riset keyword seperti Ubersuggest dan Ahrefs. Dengan alat ini, lo bisa lihat:

  • Keyword yang banyak dicari.
  • Seberapa susah bersaing di keyword itu.
  • Siapa saja yang udah ranking di keyword tersebut.

“Kalau gue lihat di Ahrefs ternyata keyword yang gue mau udah dikuasai website besar, gue harus gimana?” tanya Raka.

“Cari variasi keyword yang lebih spesifik atau bikin konten yang lebih unik dan informatif.”

5. Analisis Pesaing

Lihat website pesaing yang udah ranking di keyword yang lo mau.

  1. Cari keyword di Google.
  2. Lihat siapa yang ada di halaman pertama.
  3. Analisis konten mereka.

“Kalau website mereka udah lengkap banget, gue masih bisa bersaing?” Raka mulai ragu.

“Bisa, kalau lo kasih sesuatu yang lebih dari mereka. Misalnya, lo tambahin infografis, video, atau data terbaru yang mereka gak punya.”

6. Gunakan Google Search Console

Google Search Console bisa kasih tau keyword apa aja yang udah bikin website lo muncul di pencarian.

  1. Buka Google Search Console.
  2. Cek laporan performa.
  3. Lihat keyword mana yang udah dapet impresi tinggi tapi belum banyak klik.

“Jadi gue bisa optimasi keyword yang udah ada biar dapet lebih banyak traffic?” tanya Raka.

“Bener. Misalnya lo perbaiki judul, tambahin informasi, atau buat meta description yang lebih menarik.”

7. Perhatikan Intent dari Keyword

Ada tiga jenis intent atau maksud pencarian orang di Google:

  • Informasional: Orang nyari info, misalnya ‘cara bikin kopi cold brew’.
  • Navigasional: Orang nyari website tertentu, misalnya ‘website kedai kopi X’.
  • Transaksional: Orang mau beli sesuatu, misalnya ‘beli biji kopi arabika murah’.

“Jadi kalau gue mau jualan, gue harus fokus ke keyword transaksional?” tanya Raka.

“Iya, tapi jangan lupain keyword informasional juga. Orang yang cari info bisa jadi pelanggan lo di masa depan.”

8. Jangan Lupakan Keyword di Konten

Setelah dapet keyword yang pas, lo harus tau cara naruhnya di website.

  • Judul Artikel: Pastikan keyword utama ada di judul.
  • URL: Buat URL yang jelas, misalnya ‘kopi-kekinian-jakarta’.
  • Paragraf Pertama: Masukin keyword di awal artikel.
  • Subheading: Gunakan variasi keyword sebagai subjudul.
  • Gambar: Jangan lupa kasih alt text yang mengandung keyword.

“Tapi kalau keywordnya kepanjangan, gimana?” tanya Raka.

“Bisa disingkat atau dibuat lebih natural. Jangan sampai keyword stuffing, Google gak suka.”


9. Update Keyword Secara Berkala

Tren keyword bisa berubah. Apa yang banyak dicari sekarang belum tentu populer beberapa bulan ke depan.

  • Gunakan Google Trends buat lihat tren keyword.
  • Update artikel lama dengan keyword yang lebih relevan.
  • Lihat pertanyaan baru dari audiens dan buat konten berdasarkan itu.

“Jadi SEO itu bukan sekali jadi, tapi harus terus di-update?” Raka mengangguk.

“Bener. Makanya banyak orang gagal di SEO karena mereka gak sabar dan gak mau update strategi.”

Keywords

Keyword itu kunci utama biar website bisa muncul di Google. Tapi lo gak bisa asal pilih keyword. Harus pake strategi, mulai dari riset keyword, analisis pesaing, sampai update konten secara berkala.

“Gue jadi ngerti sekarang. Jadi pertama gue harus riset keyword, terus cek persaingan, terus bikin konten yang lebih bagus dari pesaing,” kata Raka.

“Iya, dan jangan lupa pantau terus performa keyword lo. SEO itu perjalanan panjang, bukan sulap yang langsung kasih hasil instan.”

Raka tersenyum, siap buat optimasi websitenya dengan keyword yang lebih tepat.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top