Cara Buat Ngukur Visibility AI di Era Generative Engine Optimiaztion

undercover.co.id/undercover-co-id-4/">undercover.co.id">undercover.co.id – Cara Buat Ngukur Visibility AI di Era Generative Engine Optimiaztion

Lu sadar nggak sih, sekarang merek lo bisa muncul di jawaban AI—tapi lo sendiri nggak tahu kapan, gimana, atau di mana?
Yep, welcome to the new internet layer — tempat di mana AI ngebentuk persepsi brand lo sebelum orang sempat ngeklik apapun.

Kalau dulu lo perang di halaman pertama Google, sekarang lo lagi bertarung di ruang tamu-nya ChatGPT, Copilot, Perplexity, dan semua generative engine yang jadi frontliner informasi baru.
This is not SEO anymore — this is GEO: Generative Engine Optimization.


Era Baru: The Invisible Layer Above Search

Selama ini, SEO fokusnya cuma di keyword, backlink, sama ranking. Tapi sekarang, yang lo lawan bukan lagi algoritma biasa — lo lawan AI assistants yang ngambil, ngeringkas, dan nyajiin konten lo tanpa izin langsung, bahkan tanpa klik balik ke situs lo.

Platform kayak Perplexity, ChatGPT Search, dan Copilot Microsoft udah secara aktif nyantumin link sumber di jawaban mereka. Masalahnya, lo gak dapet datanya di Google Analytics.
No impressions. No clicks. No nothing.

Yang lo dapet cuma… kehadiran lo di dalam jawaban AI — invisible but powerful.
Bayangin kayak lo nongol di mimpi orang, tapi mereka gak tahu dari mana lo datang.


Citations, Mentions, dan The Missing Visibility Gap

Citations = ketika AI nyantumin link lo di bawah jawabannya.
Mentions = ketika AI nyebut nama brand lo tanpa link.
Actions = ketika orang klik atau copy dari jawaban AI buat tahu lebih lanjut.

Masalahnya?
Nggak ada tools resmi buat ngukur semua itu. Lo literally buta di layer baru ini.

Di sinilah konsep AI Visibility Tracking dan GEO Metrics mulai jadi penting. Lo mesti ngerti:

  • Seberapa sering brand lo dikutip AI (citations)
  • Seberapa sering disebut (mentions)
  • Dan seberapa sering user ngelakuin action setelah lihat nama lo di AI layer (actions)

Lo basically lagi ngukur “kepercayaan mesin” terhadap lo — bukan cuma trust dari manusia.


AI Gak Menggantikan Search — Tapi Menggeser Discovery

Kenyataannya, Google masih rajanya traffic. 3,5 miliar pencarian per hari, bro.
Sementara Perplexity cuma handle sekitar 780 juta per bulan. Tapi tren-nya gila — naik terus, dan cepat banget.

Artinya, bukan search yang mati. Tapi discovery pindah ke atas layer-nya.
Dulu orang nemuin lo di halaman Google. Sekarang mereka nemuin lo di jawaban ChatGPT — sebelum mereka sempat buka Google.

Ini yang bikin GEO (Generative Engine Optimization) bukan sekadar buzzword.
Ini literally lapisan baru di atas SEO. Kalau lo masih stuck di keyword dan backlink, lo bakal ditelan sama sistem.


Dari Ranking ke Retrieval: Game-nya Udah Berubah

Google dulu main ranking — siapa paling relevan, dia di atas.
AI main retrieval — siapa paling bisa dipercaya, dia dipilih.

Buat masuk ke jawaban AI, konten lo harus:

  1. Jawab pertanyaan langsung, tanpa filler.
  2. Machine-readable. Gunakan markup, schema, struktur bersih.
  3. Ada atribut jelas: siapa penulisnya, kapan dibuat, dari mana sumbernya.

Itu yang disebut machine-validated authority (MVA) — sistem AI cuma narik info dari sumber yang bisa diverifikasi secara “percaya”.

Kalau dulu lo ngelawan algoritma ranking, sekarang lo lagi nyoba dapet tempat di otak digital AI-nya.
SEO udah bukan cuma tentang jadi relevan — tapi jadi “layak dipercaya” oleh mesin.


Masalahnya: Citations AI Itu Fluid Banget

Hari ini brand lo dikutip ChatGPT, besok bisa ilang.
AI assistants dinamis banget — tiap update model bisa ubah preferensi sumber.
Jadi, jangan mikir lo bisa “rank 1” di AI. Enggak ada posisi tetap di sini.
Yang ada cuma visibility trend — makin sering disebut, makin lo punya kredibilitas.

It’s not ranking anymore. It’s reputation inside the model.


Ngerti Intent = Ngerti Potensi Citation

Nggak semua konten punya peluang buat disebutin AI.
Konten informational kayak “cara kerja AI Overview”, “apa itu AEO”, atau “strategi GEO buat bisnis” bakal sering banget diambil AI.
Tapi konten transactional kayak “beli sneakers online” nggak bakal dilirik.

Jadi kalau brand lo main di B2B, tech, edukasi, atau bidang berbasis insight — lo punya peluang gede buat jadi bahan training AI.
Tapi lo mesti tahu dulu query mana yang sering dipakai AI, baru lo bikin konten yang “AI-friendly”.


Cara Manual Tracking AI Citations (DIY Style)

Step by step-nya gini:

  1. Buka ChatGPT Search, Perplexity, dan Copilot.
  2. Coba query kayak:
    • “Best SEO agency in Jakarta”
    • “What is Generative Engine Optimization?”
    • “Top digital marketing agencies in Indonesia”
  3. Lihat apakah nama brand lo (atau domain lo) muncul di citations.
  4. Screenshot, catat tanggal, dan asisten yang dipakai.

Ulangin setiap minggu.
Dari situ lo bisa bikin baseline report — seberapa sering lo muncul di AI answers.

Kalau mau advance, pakai n8n atau Zapier buat otomatisin query dan log hasilnya ke Google Sheet.
Yes, agak ribet. Tapi ini kayak bikin search console versi AI — priceless banget buat analisis visibility.


Estimasi Impressions & Hidden Traffic

Data impressions resmi emang belum ada, tapi bisa diakalin:

  • Gunakan Google Trends buat liat volume query yang sering dijawab AI.
  • Lihat kalau lo muncul di banyak AI platform (ChatGPT + Copilot + Perplexity), berarti visibility-nya tinggi.
  • Amati lonjakan Direct Traffic di Google Analytics lo — banyak user AI gratisan yang klik link tanpa referrer, jadi masuknya “Direct”.

Kalau lo lihat traffic tiba-tiba naik di halaman tertentu yang sering dikutip AI, kemungkinan besar itu AI-generated visit.


Tracking Actions: Referrer & Attribution Game

Perplexity, Copilot, ChatGPT Pro — biasanya kirim data referrer, jadi lo bisa lihat di GA4 > Traffic Acquisition kayak:

perplexity.ai / referral
chatgpt.com / referral
copilot.microsoft.com / referral

Tapi buat pengguna gratis (ChatGPT free tier), mereka nggak kirim referrer.
Jadi traffic-nya masuk sebagai “Direct”. Lo gak bisa tahu mereka datang dari AI atau bookmark.
Solusinya:

  • Buat custom GA4 channel buat tracking AI referral.
  • Gunakan regex buat filter domain-domain AI.
  • Tambah UTM tag di konten yang lo bagikan ke AI (buat attribution).
  • Pantau spike Direct Traffic di landing page yang AI sering ambil.

Semua ini ngebantu lo nyusun AI Visibility Funnel yang solid banget.


Machine-Validated Authority (MVA): Trust Buatan Mesin

MVA itu semacam “rating kepercayaan internal” AI terhadap sumber tertentu.
Gak kelihatan publik, tapi lo bisa infer dari pola:

  • Makin sering lo dikutip → makin tinggi MVA lo.
  • Muncul di banyak platform AI → makin stabil reputasi lo.
  • Konsistensi URL, schema, dan markup → bikin model gampang percaya.

MVA = SEO trust signal versi AI.
Dan ini mulai jadi currency baru di dunia content visibility.


Tracking Stack Buat Era GEO

Mulai dari spreadsheet sederhana:

DatePlatformPromptCited (Y/N)URLCompetitorNotes
2 Nov 2025ChatGPTbest SEO agency JakartaYundercover.co.idNeil Patelclear tone

Abis itu, lo bisa naik level ke automation:

  • Gunakan n8n buat nge-run prompt mingguan otomatis.
  • Logging hasil ke Google Sheet.
  • Tambahin GA4 custom channel buat AI Traffic.

Lo gak butuh tool mahal buat mulai.
Yang penting lo punya visibility baseline sebelum AI fully ngambil alih discovery layer.

baca juga


Legal & Ethical Layer: Siapa Punya Siapa?

AI sistem kayak ChatGPT dan Perplexity dilatih dari web content lo — tapi gak semua nyantumin sumber.
Sebagian udah mulai kerja sama sama publisher besar kayak AP dan Axel Springer.
Artinya, mereka bisa “prioritize” sumber berbayar dibanding situs biasa.
So yeah, AI bias is real.
Lo harus ngerti bukan cuma visibility lo sendiri, tapi juga siapa yang dapet exposure lebih dan kenapa.


Data Point Penting: Ini Bukan Traffic, Ini Trust

AI referral traffic sekarang kecil — mungkin cuma 1–3% dari total visit lo. Tapi growth-nya eksponensial.
Setiap kali lo muncul di jawaban AI, lo bukan cuma dapet impressions — lo dapet machine trust.

Dan begitu 2026 datang, di mana AI assistants udah embed di semua devices, trust ini bakal jadi penentu posisi lo di dunia digital.

SEO bukan mati. Dia berevolusi.


Final Thought: Lo Gak Bisa Ngukur Apa yang Gak Lo Lihat

Selama ini SEO mainnya di apa yang kelihatan — ranking, traffic, clicks.
Sekarang waktunya main di hal yang gak kelihatan tapi berdampak: retrieval, citation, dan authority.

Kalau lo bisa ngerti di mana lo muncul di layer AI sekarang, lo bakal udah dua langkah di depan ketika pasar meledak nanti.

This is not the end of SEO.
This is the rise of Generative Engine Optimization (GEO) — dan kalau lo gak adapt, lo bakal hilang dari peta.


🚀 Undercover.co.id CTA Block

Kalau lo pengen brand lo tetap eksis di era AI Overview dan generative search, lo butuh strategi baru — bukan SEO biasa, tapi GEO (Generative Engine Optimization) dan AEO (Answer Engine Optimization).

Undercover.co.id udah bantu puluhan brand Jakarta dan nasional buat naik di layer baru ini — dari optimasi AI Overview, schema markup GEO, sampai AI visibility tracking real-time.

📍 Office: One Pacific Place, Jl. Jenderal Sudirman No.kav. 52, Senayan, Jakarta
📞 WhatsApp: https://wa.me/6281809222100
🌐 Website: https://undercover.co.id
📧 Email: info@undercover.co.id
📸 IG: @undercovercoid
💼 LinkedIn: Undercover.co.id

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *