6 Tips Menulis Artikel Panjang

https://undercover.co.id/ – Menulis Artikel Panjang , Anda yang mengikuti perkembangan SEO pasti pernah mendengar nama Brian Dean. Brian Dean di dalam blognya, Backlinko, terkenal dengan artikel-artikelnya yang dalam dan panjang.


Artikel-artikel in-depth seperti ini dibuat bukan tanpa alasan. Selain lebih kuat secara  SEO, artikel yang dibuat dengan 3000 kata lebih punya kans di-share di sosmed lebih besar. Artikel yang panjang juga bisa menjadi parameter pemahaman Anda terhadap suatu topik.


Selain itu, artikel-artikel mendalam agak jarang kita temukan. Kebanyakan artikel saat ini didominasi oleh listikel (artikel yang berisi list atau nomor) seperti di BuzzFeed atau Hipwee, yang isi artikelnya pendek dan lebih banyak gambarnya.
Listikel seperti jajanan.

Enak, tidak mengenyangkan, dan seringkali ringan. Ini sebabnya listikel seringkali digunakan di situs dan blog. Karena cepat dibaca sampai habis, dan bila artikelnya mengena secara personal, akan dibagikan di sosmed.


Namun tren konten akan berubah seiring waktu. Meski tampaknya listikel dan daftar pendek masih akan bertahan lama, namun meniru yang banyak dilakukan orang biasanya beresiko gagal lebih besar juga. Sebagai seorang blogger dan content marketer, Anda tentu membutuhkan strategi berbeda.


Lagipula, mereka yang selalu makan jajanan pun cepat atau lambat akan membutuhkan makanan bernutrisi. Sama halnya dengan mereka yang selalu mengkonsumsi artikel pendek, cepat atau lambat mereka akan membutuhkan artikel berat juga. Pada titik tertentu, orang pasti ingin (dan membutuhkan) informasi bergizi.


Pada akhirnya seseorang akan mencari wawancara mendalam, narasi yang menarik, atau menghabiskan waktu untuk mempelajari konsep asing yang tidak dapat diulas singkat. Pada saat Anda selesai membaca, Anda telah mempelajari sesuatu yang belum Anda ketahui. Di sinilah konten panjang bisa dimainkan, dan di sinilah Anda bisa mengahttps://undercover.co.id/l celah.


Jika Anda mempertimbangkan untuk mengikuti jejak Brian Dean dan menulis posting blog yang panjang secara signifikan, berikut adalah enam tips yang harus Anda ikuti.

1. Buat Bersama sama Tim Penulis

Kerangka tulisan sangat diperlukan untuk membuat tulisan yang runtut. Kerangka membantu Anda untuk tetap fokus, jadi saat Anda terdistraksi, Anda bisa kembali lagi


Dibutuhkan sebuah tim untuk menyusun draft 8.000 kata secara apik, dan bahkan mungkin lebih banyak lagi untuk menyelesaikannya.


Rancanglah tim proofreader, peneliti, editor, dan desainer sebagai set tambahan mata dan telinga selama proses penulisan. Anda juga perlu meminta tambahan informasi dari orang yang lebih ahli, agar artikel Anda lebih tajam dan mantap.


Jika Anda tidak memiliki tim atau biaya untuk merekrut orang, tidak masalah. Anda tetap bisa menulis artikel panjang, namun resikonya adalah penyusunan draft tidak selesai dalam satu hari.


Sulit menulis artikel panjang yang bagus bila dilakukan terburu-buru. Membutuhkan ketekunan dan ketelitian, bahkan dari proses penyusunan kerangka sekalipun. Selain itu menulis artikel panjang dalam sehari juga tidak bisa dibilang hebat, jadi tak perlu terburu-buru. Butuh waktu dalam merancang sesuatu yang besar, jadi tetapkan saja deadline yang cukup longgar biar Anda leluasa.


Jika Anda belum pernah menulis draft, Anda bisa mulai dengan 5W1H (apa, kapan, di mana, mengapa, siapa, dan bagaimana).

Selain itu artikel bisa dimulai dengan penjelasan singkat terhadap suatu fenomena, mengapa itu bisa terjadi, siapa saja yang berkomentar terhadap hal tersebut, siapa yang memulainya, dan bagaimana cara menyikapinya.


Anda juga bisa menggunakan piramida terbalik, yakni dimulai dengan inti, baru dikupas secara dalam sedikit demi sedikit. Artikel yang dimulai dari inti seringkali disukai pembaca, karena mereka mendapat yang dibutuhkan di awal.

2. Judul harus menarik perhatian

Headline yang menarik tidak punya patokan jumlah kata. Akan tetapi, usahakan judul tersebut cukup cepat dibaca.
Headline menarik biasanya diawali dengan kata “Bagaimana”, “Tips”, “Cara”, dan lain-lain, yang langsung menyasar ke kebutuhan pembaca.


Selain itu menambahkan angka di depan kata-kata tersebut juga bagus, artinya Anda menjanjikan sesuatu dengan jumlah pasti.

3. Perbanyak visual

Tulisan panjang memang bagus, tapi tulisan semua juga tidak nyaman dinikmati. Statistik menyebut bahwa menambahkan gambar visual yang menarik dapat meningkatkan engagement audiens sebesar 50%.
Jika Anda berencana melakukan penulisan konten dalam bentuk panjang, pecahkan bagian per bagian dengan visual seperti tayangan slide, infografis, gambar GIF, dan tautan video.


Kapan harus menempatkan visual? Tidak ada patokan pasti, namun menambahkannya di tengah cukup bagus untuk “melonggarkan” intensitas perhatian pembaca. Menempatkannya per 300 kata adalah pilihan yang cukup aman.

4. Tambahkan quotes yang shareable

Quote atau kutipan yang menggugah perlu ditempatkan agak terpisah dengan font lebih besar, yang jika Anda mengarahkan kursor ke atasnya, dapat dibagikan melalui Twitter atau Facebook dan dihubungkan kembali ke laman Anda.


Jika Anda punya kutipan yang sangat menonjol, entah itu buatan Anda atau dari tokoh terkenal, masukkan saja. Quote selalu bisa menarik perhatian orang lain.

5. Tambahkan bullets dan nomor di dalam artikel

Tambahkan bullets, nomor, dan subjudul di postingan Anda. Pada dasarnya ini membantu pembaca yang skimming untuk segera menemukan inti pembahasan. Sehingga mereka yang terburu-buru masih bisa menangkap maksud Anda. Mungkin, artikel Anda di-bookmark atau dibagikan olehnya.


Selain itu bullets dan nomor akan membantu artikel Anda lebih mudah masuk dalam Google Answer Box.
Backlinko dan Neil Patel memanfaatkan ini dengan baik. Semua panduan dan tutorial mereka menggunakan pemecah bab – sehingga membantu membuat informasi dalam blog sedikit lebih mudah dicerna bagi pembaca.

6. Menyebarkan CTA di seluruh artikel

Mengapa menunggu sampai akhir artikel untuk menambahkan Call to Action, jika Anda bisa melakukannya di seluruh artikel?


Jika Anda punya contact form untuk berlangganan, atau produk yang ingin dijual, tambahkan saja di bagian tengah.
Gunakan teks persuasif, tambahkan gambar yang relevan, atau tambahkan pop-up yang mendorong pembaca untuk mendaftar ke newsletter Anda. Bantu pembaca untuk mengetahui lebih banyak tentang blog dan bisnis Anda.

Pada akhirnya, salah satu tujuan terbesar dari artikel panjang adalah untuk mengubah pengunjung menjadi pembaca setia, yang melihat Anda sebagai seorang mahir yang dapat dipercaya, dan ujung-ujungnya akan membayar Anda untuk produk yang Anda siapkan.
 
 
Membuat konten dalam bentuk panjang adalah tantangan menarik, dan melakukannya akan membutuhkan usaha kelompok, namun timbal baliknya bisa menjadi signifikan. Baik itu dalam hal SEO, meningkatkan brand awareness, menampilkan reputasi kemahiran, dll.
 

Beberapa Perubahan Content Trend yang Perlu Diketahui

 
Anda masih menggunakan strategi content marketing yang sama dengan tiga tahun lalu? Jika ya, Anda perlu mempertimbangkan ulang. Arus jagat maya yang terus bergerak cepat menimbulkan beberapa perubahan yang sudah sewajarnya diketahui segenap pelaku bisnis E-commerce baik di kancah nasional maupun internasional.


Menurut laporan conten trend yang dirilis baru-baru ini, ada beberapa hal penting yang perlu dicatat untuk menunjang keberlangsungan bisnis Anda.

Perubahan-perubahan ini paling banyak melingkupi kancah link-earning dan social sharing yang selama ini banyak digadang-gadang sebagai lahan untuk mendulang lebih banyak traffic.


Apa saja? Nah, ada baiknya kita simak bersama-sama di bawah ini:
 

Social Sharing Turun Hingga 50 Persen

Data diperoleh dari perbandingan social share dari 100 juta pos di tahun 2015 dan 2017. Dari sana, diketahui bahwa angkanya turun hingga setengah. Median dari total social sharing pada tahun 2015 sekitar delapan, dan 2017 kemarin hanya empat. Sebuah penurunan yang bisa dibilang sangat drastis.


Bahkan, bisa dikatakan 90% konten-konten yang ada di jagat maya tahun kemarin tidak sampai mendapatkan angka 62 shares. Keadaan demikian agaknya dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk:

  • Kenaikan di Sektor Private Sharing. Para pengguna Internet dewasa ini lebih nyaman membagikan konten langsung melalui jejaring privat (Twitter DM, Facebook Message, Instagram Direct, dst) dan Messaging (seperti LINE atau WhatsApp) alih-alih publik. Bahkan, jumlah angkanya bisa dua kali lipat.
  • Organic Reach di Facebook Menurun secara Dramatis. Facebook terus menghalang-halangi brand-brand organik menggunakan statusnya sebagai media sosial terbesar, dan ini membuat social share menurun secara dramatis.

 

Peningkatan Level Perebutan Engagement

 Logikanya, seorang pengguna Internet biasa membagikan konten dengan topik tertentu. Dan ketika sebuah topik menjadi trending, jumlah website atau laman yang memuat konten dengan topik tersebut akan semakin membludaknya.


Akibatnya, setiap konten harus mau ‘berbagi’ jumlah share dengan yang lainnya. Ini jelas berbeda dengan ketika jumlah konten yang ada bisa dihitung dengan satu jari tangan, di mana jumlah share bisa terbagi rata atau malah terpusat berupa angka fantastis di salah satu post saja.
 
Yang Kaya Semakin Kaya
 
Masi berkaitan dengan paparan sebelumnya, penelitian ini juga menunjukkan bahwa mayoritas share akan topik-topik yang tersedia cuma dimiliki oleh sedikit kalangan. Hampir 70 persen konten yang dijadikan sample penelitian tidak pernah mendapatkan backlink.

New York Times misalnya, justru semakin berjaya di sepanjang tahun kemarin meskipun konten-konten dari website lain tampak adem ayem.

Mereka menang banyak karena memanfaatkan pendekatan jurnalistik, sudah memiliki nama atau reputasi serta kredibilitas, dan pandai memanfaatkan tensi politik sepanjang 2017 kemarin dengan membuat konten-konten yang berkaitan. Terang saja, mereka pun berada di atas angin.
 

Post-Post “Evergreen” Semakin Diminati

Sesuai namanya—yang mengadopsi jenis pepohonan yang tetap menghijau pada musim salju—konten-konten “evergreen” adalah sebutan untuk tulisan atau media yang tidak akan basi untuk dikonsumsi. Konten-konten ini bisa saja ditulis lima, atau bahkan sepuluh tahun lalu, tetapi karena sifatnya yang selalu relevan maka orang tidak akan ragu untuk membaca dan membagikannya.


Konten-konten “evergreen” yang berkualitas biasanya memiliki karakteristik sebagai berikut:

  • Konten yang berbasis riset dan menyertakan segudang informasi yang akurat serta berguna, dengan sejumlah tautan dan catatan kaki yang kredibel.
  • Konten-konten yang bisa dijadikan referensi dan selalu di-update
  • Topik-topik yang relevan sepanjang masa (yang tidak punya tanggal kedaluarsa, seperti topik “Cara Menjalin Kerja Sama Solid dengan Tim Anda”)
  • Konten-konten yang selalu di-update (dengan tanggal penanda update yang jelas sehingga pembaca merasa bisa mempercayai isinya)

Mengejutkan, bukan? Menyikapi perubahan-perubahan di atas, Anda selaku pebisnis yang visioner tentu sudah harus memikirkan strategi untuk menghadapi hal-hal tersebut.
 

Jadi, Apa yang Harus Dilakukan?

 Dari data-data di atas, ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk menanggulangi kemungkinan terburuk yang bisa menerpa bisnis kita. Beberapa di antaranya adalah:

  • Kendalikan Authority dan Lingkup Pemirsa Anda Sebelum Trennya Membludak. Ini berarti Anda harus rajin-rajin membaca pangsa dan arus media. Ahttps://undercover.co.id/l contoh ketika topik “Bitcoin” menjadi viral misalnya, ribuan konten yang membahas topik itu langsung bermunculan. Para pengguna biasanya tidak punya waktu untuk membaca semuanya, dan beralih membaca post pertama tentang topik itu. Tugas Anda adalah menyediakan post pertama itu.
  • Lupakan Clickbait. Jangan Mengejar angka share dengan trik ini. Sempat populer, kini ada bukti kuat sebagian besar pengguna Internet sudah lelah melihat penulisan konten dan tajuk yang sengaja dibuat bombastis untuk memancing klik. Jangan meremehkan kepandaian pembaca.
  • Fokus pada Topik-Topik “Long Tail”. Sehubungan dengan poin pertama, mengejar angka share dari topik-topik yang sedang tren dan bersaing dengan begitu banyak post lain adalah kerja yang berat, apalagi jika Anda tidak memiliki kredibilitas maupun otoritas untuk membahasnya. Alternatifnya adalah, Anda fokus saja pada sub-trend. Buat konten Anda seberkualitas dan sebagus mungkin pelan-pelan sehingga ketika hal ini menanjak ke tangga tren, Anda siap merilisnya dengan penuh kepercayaan diri.
  • Pertimbangkan Sharing via Jejaring Privat. Bukan berarti social sharing sudah sepenuhnya mati. Namun, jejaring privat termasuk cara yang harus mulai dilirik karena sifatnya yang langsung menghubungkan Anda dan konsumen. Selain itu, cara ini juga tidak akan terpengaruh algoritma platform dan persaingan dengan para kompetitor Anda.

 

Nah, itu tadi paparan kami mengenai perubahan content trend . Perubahan adalah hal yang pasti, tapi yang terpenting adalah cara kita menyikapi hal itu—termasuk dengan terus memperluas wawasan kita mengenai kancah bisnis yang kita geluti. Jika Anda terus waspada dan bekerja keras, perubahan ini justru akan membawa Anda pada kemajuan yang lebih besar. Mari terus ikuti kemungkinan itu.

Scroll to Top