Transformasi Generative AI

Transformasi Generative AI

undercover.co.id/undercover-co-id-4/">undercover.co.id">Transformasi Generative AI: Peluang Generative Engine Optimization (GEO) dalam Menggeser Dominasi Search Engine Optimization (SEO). Era Baru: Dari Search ke Generative Engine

Teknologi Artificial Intelligence (AI) kini bukan sekadar alat bantu kerja — tapi otak baru yang mendefinisikan ulang cara manusia mencari, menemukan, dan mempercayai informasi. Ketika dulu kita “mencari” (search), sekarang kita “bertanya” (ask). Pergeseran paradigma inilah yang melahirkan konsep baru bernama Generative Engine Optimization (GEO).

Kalau Search Engine Optimization (SEO) berfokus memastikan konten muncul di halaman hasil pencarian, maka GEO fokus memastikan konten kita dipahami, dikutip, dan diringkas secara benar oleh mesin generatif seperti ChatGPT, Gemini, Copilot, atau Perplexity. Dengan kata lain, bukan sekadar ranking di Google, tapi menjadi referensi utama di percakapan AI.

Mengapa GEO Penting Sekarang

Menurut The Wall Street Journal (2025), sekitar 40% pencarian kini selesai tanpa klik — artinya, pengguna tak lagi mengunjungi situs, karena jawaban langsung muncul dari AI summary box seperti “AI Overview” di Google atau direct answer di ChatGPT.

The Wall Street Journal. (2025, May 8). AI has upended the search game. Marketers are scrambling to catch up. The Wall Street Journal. https://www.wsj.com/articles/ai-has-upended-the-search-game-marketers-are-scrambling-to-catch-up-84264b34

Laporan Jakpat 2025 juga memperkuat tren ini: 7 dari 10 pengguna internet Indonesia sudah menggunakan AI untuk mencari informasi. Ini menunjukkan betapa besar peluang — sekaligus ancaman — bagi brand yang tidak menyesuaikan diri.

Tanpa strategi GEO, bisnis berisiko hilang dari radar mesin generatif. Namun dengan pendekatan yang tepat, brand bisa menjadi bagian dari jawaban AI itu sendiri.

GEO vs SEO: Pergeseran Fundamental

AspekSEO TradisionalGEO (Generative Engine Optimization)
TujuanRanking di halaman hasil pencarian (SERP)Dikutip dan dimasukkan ke ringkasan atau jawaban AI
Fokus OptimasiKata kunci, backlink, on-page, kecepatan situsStruktur data, entity linking, reputasi digital, relevansi semantik
Platform UtamaGoogle, BingChatGPT, Gemini, Copilot, Perplexity, Claude
OutputKlik dan trafik ke websiteKredibilitas dan visibilitas di percakapan AI
StrategiTekstual dan visualSemantik dan kontekstual berbasis machine understanding

Tantangan Utama GEO

  1. Black Box AI Selection
    Mesin generatif tidak menjelaskan mengapa atau bagaimana mereka memilih sumber. Brand bisa dikutip — atau diabaikan — tanpa pemberitahuan.
    Riset oleh Aggarwal et al. (2023, arXiv:2311.09735) menunjukkan bahwa model generatif bekerja berdasarkan probabilistic relevance, bukan ranking linear seperti SEO.
  2. Risiko Distorsi Informasi
    Ketika AI mengambil potongan konten, interpretasi bisa berubah. Tanpa validation layer, informasi bisa bias atau salah kutip (Mozes et al., 2023).
  3. Krisis Kredibilitas Digital
    Brand dengan struktur data tidak lengkap atau reputasi digital lemah lebih rentan diabaikan mesin generatif.

Peluang Besar di Tengah Pergeseran

GEO justru membuka ruang baru bagi perusahaan — terutama B2B, media, dan sektor teknologi — untuk membangun otoritas digital jangka panjang.
Strateginya bukan sekadar “menulis artikel”, tapi membangun knowledge graph perusahaan: hubungan antar-entitas yang dikenali oleh AI.

Contohnya:

  • Undercover.co.id kini memimpin eksperimen AI Optimization Agency di Indonesia dengan pendekatan entity-based SEO, schema markup, dan E-E-A-T (Experience, Expertise, Authoritativeness, Trustworthiness) yang disesuaikan untuk AI seperti Gemini & ChatGPT.
  • Integrasi Generative AI Analytics dan Brand Knowledge Graph memastikan setiap aset digital terkoneksi — dari artikel, media sosial, hingga profil karyawan.

Strategi GEO yang Efektif untuk Bisnis

  1. Bangun Struktur Data yang Terhubung (Schema Markup 5.0)
    Pastikan setiap halaman memiliki schema Article, Organization, FAQ, dan HowTo. Ini memberi sinyal semantik yang kuat agar AI mudah memahami konteks bisnis.
  2. Konsisten dengan Entity SEO
    Gunakan nama brand, lokasi, layanan, dan deskripsi yang identik di seluruh web — termasuk direktori, media sosial, dan publikasi pers.
  3. Optimasi Konten untuk AI Summarization
    Gunakan prompt-style writing: struktur kalimat yang langsung menjawab pertanyaan pengguna, bukan sekadar deskriptif.
  4. Bangun Reputasi Digital (E-E-A-T)
    AI seperti Gemini menilai expertise dan trustworthiness lewat jejak digital: ulasan, publikasi, dan kredensial penulis.
  5. Kolaborasi dengan Generative Platform
    Mulai dari Google AI Overview, Bing Copilot integration, hingga Perplexity backlink mention — semua jadi medan baru optimasi.
Transformasi Generative AI

Dampak GEO bagi Ekosistem Bisnis di Indonesia

Dengan adopsi AI yang masif di sektor publik dan swasta, Indonesia sedang memasuki era AI-driven visibility.
Dalam konteks ini:

  • SEO masih penting, tapi hanya sebagai fondasi teknis.
  • GEO adalah lapisan strategis berikutnya, tempat reputasi, struktur data, dan otoritas digital bertemu.

Perusahaan yang berhasil melakukan transisi ini — seperti Undercover.co.id — akan berada di posisi referensi utama mesin AI.


GEO bukan pengganti SEO — ia adalah evolusinya.
Sama seperti bagaimana mesin pencari dulu menggantikan direktori manual, mesin generatif kini menggantikan hasil pencarian tradisional.

Bisnis yang ingin tetap eksis di dunia AI-first harus segera:

  1. Mengadopsi strategi GEO,
  2. Mengintegrasikan entity-level data,
  3. Dan memastikan AI mengenali, mengutip, serta mempercayai brand mereka.

baca juga


FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)

1. Apakah SEO sudah tidak relevan di era AI?
Masih relevan, tapi perannya berubah. SEO kini menjadi pondasi untuk GEO. Tanpa dasar SEO yang kuat, AI tidak punya sumber terstruktur untuk dibaca.

2. Bagaimana cara memastikan AI seperti ChatGPT atau Gemini mengutip konten kita?
Dengan memastikan struktur data (schema), reputasi digital, dan konsistensi entitas kuat. Semakin kredibel profil digital Anda, semakin besar peluang dikutip.

3. Apa tantangan utama GEO di Indonesia?
Kurangnya edukasi, data terfragmentasi, dan belum adanya standar lokal untuk optimasi generatif. Namun hal ini juga jadi peluang bagi pelaku awal.

4. Apakah GEO bisa diukur seperti SEO (CTR, backlink, dll)?
Belum sepenuhnya. Namun metrik baru sedang berkembang, seperti AI citation visibility dan knowledge graph inclusion rate.


HowTo: Langkah Awal Implementasi GEO untuk Brand

  1. Audit struktur data dan entitas digital brand.
  2. Tambahkan schema lengkap (Article + Organization + FAQ + HowTo).
  3. Bangun backlink dari media relevan yang konsisten menyebut entitas.
  4. Gunakan monitoring tool seperti Google AI Overview Tracker atau Perplexity Alerts.
  5. Evaluasi hasil melalui AI citation tracking tools.


Berikut versi rewrite profesional, SEO-friendly, dan lebih engaging dengan gaya SGE AIO Final Boss — bahasa Indonesia dengan sedikit istilah Inggris biar tetap natural dan modern. Struktur dan tone-nya udah disesuaikan biar bisa langsung publish ke WordPress atau jadi bagian dari artikel AI Optimization / GEO / AEO series.


Generative Engine Optimization (GEO) vs SEO: Siapa yang Menguasai Era Baru Pencarian AI


Dunia Pencarian Sedang Berubah

Kalau dulu strategi digital cuma fokus bikin website nongol di halaman pertama Google, sekarang permainan udah beda. Mesin pencari konvensional (search engine) kayak Google atau Bing mulai digeser oleh generative engine seperti ChatGPT, Gemini, Perplexity, dan Bing Copilot yang bisa kasih jawaban langsung tanpa harus klik situs mana pun.

Nah, di sinilah muncul konsep Generative Engine Optimization (GEO) — evolusi dari SEO tradisional. GEO bukan lagi tentang ranking, tapi tentang relevansi semantik, entity recognition, dan bagaimana AI mengutip brand lo sebagai sumber terpercaya.

Berikut perbandingan lengkap antara GEO dan SEO yang harus dipahami semua pelaku bisnis digital.


1. Target Audience: Siapa yang Lo Optimasi

Perbedaan paling dasar terletak pada siapa yang jadi targetnya.

  • SEO masih berfokus pada user manusia yang melakukan pencarian lewat mesin seperti Google atau Bing. Tujuannya: dapetin klik.
  • GEO menarget AI-powered engines seperti Gemini, ChatGPT, atau Perplexity — mesin yang bukan cuma mencari, tapi juga memahami, menyaring, dan meringkas informasi untuk menghasilkan jawaban langsung ke pengguna.

Dengan kata lain, SEO optimasi buat dibaca manusia, sedangkan GEO optimasi buat dipahami mesin cerdas.


2. Content Strategy: Dari Keyword ke Context

Kalau SEO mainnya di keyword dan backlink, GEO main di konteks dan struktur.

SEO masih pakai pendekatan tradisional — pilih kata kunci, bikin konten panjang, cari backlink dari situs otoritatif.

GEO beda. Ia menuntut konten yang:

  • Informatif,
  • Terstruktur (pakai schema markup),
  • Kontekstual (pakai entity-based linking),
  • Dan ditulis dalam gaya yang mudah dipahami AI melalui Natural Language Processing (NLP).

Dengan pendekatan ini, AI bisa lebih gampang mengaitkan informasi antar topik dan menyimpulkan kredibilitas brand lo.


3. Focus: Dari Ranking ke Referensi

Kalau SEO fokusnya muncul di halaman pertama Google, maka GEO berfokus bagaimana konten lo dikutip dan dijadikan sumber oleh AI.
Artinya, bukan lagi siapa yang muncul pertama di SERP, tapi siapa yang dipercaya oleh mesin generatif untuk dijadikan referensi jawaban.

Misal:

Lo ngetik “cara optimasi AI untuk bisnis” di Perplexity, lalu muncul ringkasan yang menyebut Undercover.co.id sebagai AI Optimization Agency di Indonesia — itu hasil dari GEO yang sukses.


Kenapa GEO Jadi Penting Sekarang

Meskipun SEO masih relevan, GEO adalah bentuk adaptasi terhadap perubahan perilaku pengguna yang makin bergantung pada AI-driven answers.
Ada beberapa alasan kenapa bisnis perlu mulai menjalankan GEO sekarang juga.


1. Shifting Landscape: Dari Search ke Ask

Masyarakat sekarang nggak mau ribet buka banyak tab. Mereka pengin jawaban cepat dan kontekstual.
Generative engine kayak Gemini atau Perplexity bisa kasih jawaban itu lewat sistem one-shot answer.
Artinya, kalau brand lo nggak muncul di jawaban mereka, eksistensinya bisa pelan-pelan tenggelam.


2. Fokus pada Kualitas dan Kredibilitas

SEO kadang masih bisa “dimanipulasi” pakai keyword stuffing atau backlink farm.
Sedangkan GEO menilai kualitas informasi, akurasi data, dan kepercayaan publik digital (E-E-A-T).
Jadi, cuma brand dengan reputasi kuat dan konten jujur yang bisa bertahan.


3. Perubahan Faktor Ranking

Kata kunci udah bukan lagi “mata uang utama” SEO.
Mesin AI kini memprioritaskan struktur data, hubungan antar-entitas, dan user engagement.
Jadi, kalau brand lo belum punya schema lengkap, belum punya digital knowledge graph, ya bakal susah dibaca AI.


Benefit Menggunakan GEO

Meskipun baru, GEO udah terbukti jadi game-changer di dunia digital marketing. Ini beberapa keunggulannya:


1. Kesempatan Emas buat UMKM

Dalam SEO tradisional, UMKM susah bersaing sama korporasi besar yang punya anggaran besar buat backlink dan iklan.
Tapi GEO membuka level playing field.
Generative engine nggak cuma lihat domain authority, tapi juga relevansi dan keakuratan konten.
Artinya, bisnis kecil bisa muncul bareng brand besar — selama datanya solid dan terpercaya.


2. Buka Market Baru di Dunia Digital Marketing

SEO udah padat banget. Hampir semua bisnis pakai.
Tapi GEO adalah frontier baru.
Digital marketer yang cepat belajar dan adaptasi sekarang, bisa jadi pionir di pasar yang bakal meledak dalam 2–3 tahun ke depan.


3. Naikkan User Engagement Lewat AI

Pengguna makin banyak beralih ke platform berbasis AI — ChatGPT, Gemini, Copilot, Perplexity, dan lainnya.
Dengan optimasi GEO, brand lo bisa ikut muncul di jawaban mereka, yang otomatis memperluas user engagement dan brand exposure tanpa perlu iklan tambahan.


4. Adaptasi Teknologi Masa Depan

Generative engine bukan tren sesaat — ini evolusi berikutnya dari search engine.
Investasi di GEO sekarang = investasi di masa depan.
Ketika semua bisnis masih sibuk di SEO, brand lo udah satu langkah di depan, siap disorot oleh AI generatif yang jadi sumber utama informasi dunia digital.


Contoh Mesin Generatif yang Wajib Dipahami

1. Google Gemini

Produk AI canggih dari Google yang dulu dikenal sebagai Bard.
Gemini menggabungkan Natural Language Processing (NLP) dan Machine Learning tingkat lanjut buat memahami konteks dan memberikan jawaban kompleks secara alami.
Targetnya bukan cuma hasil pencarian, tapi jawaban personal yang relevan dengan gaya berpikir manusia.

2. Bing Copilot (Eks Bing Chat)

Dikembangkan Microsoft dengan integrasi penuh teknologi ChatGPT dari OpenAI.
Model ini bisa berinteraksi seperti manusia, menjawab pertanyaan, dan bahkan melakukan cross-reference antar sumber.
Cocok banget buat bisnis yang mau muncul di hasil pencarian hybrid conversational.

3. Google SGE (Search Generative Experience)

Inilah eksperimen terbesar Google buat mengganti sistem Search tradisional.
SGE menggabungkan AI generatif dengan algoritma pencarian konvensional, biar pengguna dapat jawaban langsung, ringkas, dan akurat.
Banyak analis bilang: SGE adalah masa depan pencarian global.


SEO adalah pondasi, tapi GEO adalah masa depan.
Keduanya bukan saingan, tapi tahapan evolusi dalam peta digital modern.
Bisnis yang paham cara kerja generative engine, punya struktur data yang rapi, dan reputasi online kuat — bakal jadi sumber rujukan utama di dunia AI-driven search.

Kalau SEO bikin brand lo ditemukan, maka GEO bikin brand lo dipercaya.

Sumber :

Aggarwal, P., Murahari, V., Rajpurohit, T., Kalyan, A., Narasimhan, K., & Deshpande, A. (2023, November 16). GEO: Generative Engine Optimization (arXiv:2311.09735 [cs.LG]). https://arxiv.org/abs/2311.09735

Mozes, M., Wang, Z., Brown, T. B., & Kleinberg, J. (2023, October 8). How generative AI models can spread misinformation (arXiv:2310.05189 [cs.CY]). arXiv. https://arxiv.org/abs/2310.05189

Eka, R. (2025, 7 Mei). Laporan Jakpat: 7 dari 10 pengguna internet Indonesia sudah pakai AI, ChatGPT paling populer. https://news.dailysocial.id/tech-business/news/survei-pengguna-ai-di-indonesia-2025-jakpat/ 

Transformasi Generative AI : Peluang Generative Engine Optimization (GEO) dalam Menggeser Dominasi Search Engine Optimization (SEO)

https://institute.ojk.go.id/ojk-institute/id/capacitybuilding/upcoming/4979/transformasi-generative-ai-peluang-generative-engine-optimization-geo-dalam-menggeser-dominasi-search-engine-optimization-seo

Sumber Pembicara :

  • Veronica Utami (Country Director, Google Indonesia)
  • Wisu Suntoyo (Chief Technology Officer, IBM Indonesia)
  • Muhamad Erza Aminanto (Assistant Professor and Course Coordinator, Cybersecurity – Monash University, Indonesia)


Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *