SEO vs AEO vs GEO, Perang Tiga Era Search Engine

SEO vs AEO vs GEO, Perang Tiga Era Search Engine

undercover.co.id/undercover-co-id-4/">undercover.co.id/">undercover.co.id GEO Agency Jakarta – SEO vs AEO vs GEO, Perang Tiga Era Search Engine — Siapa yang Berkuasa di Dunia AI Sekarang?”

Dunia Search Udah Gak Sama Lagi

Kalo lo masih mikir ranking di Google = puncak dunia digital, bro… welcome to 2025.
Dunia search udah berubah total. Dulu manusia cari di Google. Sekarang? AI yang nyari buat manusia.

Kita udah masuk fase di mana “SEO klasik” mulai geser, digantikan dua pemain baru:
AEO (Answer Engine Optimization) dan GEO (Generative Engine Optimization).

Google gak sendirian lagi. Sekarang ada ChatGPT, Gemini, Perplexity, dan Bing Copilot — semuanya jadi AI Search Ecosystem yang punya logika dan algoritma sendiri.

Dan tiap sistem ini punya gaya optimasi yang beda.
Makanya, ngerti perbedaan SEO vs AEO vs GEO bukan sekadar penting — tapi vital banget buat brand yang mau tetap eksis di era AI.


SEO: Raja Lama yang Masih Hidup, Tapi Gak Lagi Tunggal

Search Engine Optimization (SEO) adalah teknik klasik buat bikin website lo nongol di hasil pencarian Google.
Fokusnya ada di tiga hal utama:

  • Keyword relevance → pake kata kunci yang cocok dengan pencarian user.
  • Backlink authority → makin banyak website kredibel yang nyebut lo, makin tinggi ranking-nya.
  • Technical structure → kecepatan, mobile-friendly, dan struktur HTML yang bersih.

Masalahnya?
SEO masih bermain di level link, sementara dunia udah pindah ke level makna.

Google sekarang gak cuma baca teks — dia ngerti intent (tujuan pencarian), context, dan entity.
Dan AI search (ChatGPT, Gemini, Perplexity) udah lompat jauh ke depan. Mereka gak nyajiin 10 link biru, tapi jawaban langsung.


AEO: Era “Mesin Jawaban”, Bukan Mesin Pencarian

Masuklah kita ke Answer Engine Optimization (AEO).
Ini versi “AI-native SEO”, di mana targetnya bukan ranking, tapi respons.

Contoh konkret:
User nanya di ChatGPT, “Apa strategi pemasaran terbaik untuk UKM di Jakarta?”
Kalau brand lo muncul di jawabannya (bukan di link di bawahnya), berarti AEO lo sukses.

Fokus utama AEO:

  1. Menjadi entitas yang bisa dijawab oleh AI.
    → berarti data lo harus jelas, terstruktur, dan kredibel.
  2. Schema dan struktur data.
    → pake JSON-LD lengkap (Article + FAQ + HowTo + Organization).
  3. Reputasi digital kuat.
    → AI bakal ngambil data dari web, media, dan sinyal sosial buat mutusin siapa yang layak disebut.

Perbedaan besar:
SEO = bikin orang klik link lo.
AEO = bikin AI nyebutin nama lo.


GEO: Generative Engine Optimization, Level Dewa-nya AI Search

Kalau AEO fokus di jawaban, GEO (Generative Engine Optimization) fokus di narasi.

Ini optimasi buat sistem AI kayak ChatGPT, Gemini, Perplexity, Bing Copilot, Claude, yang semuanya menghasilkan konten baru dari data lama.
Jadi, GEO bukan sekadar bikin AI tahu lo ada, tapi bikin AI paham lo itu siapa, dan relevan dalam konteks topik tertentu.

Misal: lo punya brand konsultan bisnis.
Kalau seseorang nanya di Gemini:

“Siapa konsultan bisnis terbaik di Indonesia tahun ini?”
dan brand lo muncul di jawabannya — itu hasil GEO yang kuat.

Inti GEO:

  • Optimasi level entitas (Entity SEO).
  • Koneksikan semua data brand (social, media, website, knowledge graph).
  • Bangun “brand embedding” di dalam model AI (secara teknis, bikin AI paham konteks dan keunggulan bisnismu).

Komparasi: SEO vs AEO vs GEO

AspekSEOAEOGEO
TujuanRanking di GoogleDianggap relevan oleh Answer EngineDipahami & disebut AI Generatif
Platform UtamaGoogle, Bing (klasik)ChatGPT, Gemini, Bing CopilotSemua sistem AI generatif
TargetLink klik manusiaJawaban singkat dari AINarasi dan rekomendasi AI
Fokus DataKeyword & backlinkSchema & struktur dataEntity, reputation, knowledge graph
Output10 link di hasil pencarianJawaban langsungKonten AI yang menyebut brand lo
Ukuran KeberhasilanPosisi #1 di SERPMuncul di “AI Overview” / ChatGPT answerDisebut alami dalam AI-generated content

Contoh Nyata: Bagaimana Brand Naik Level dari SEO → AEO → GEO

Case 1:
Sebuah startup SaaS di Jakarta dulu cuma fokus ke SEO.
Website-nya udah di page 1 Google, tapi gak pernah muncul di ChatGPT atau Gemini.

Setelah mereka tambahin strategi AEO:

  • Update konten dengan struktur FAQ + HowTo.
  • Tambahin schema JSON-LD lengkap.
  • Bikin knowledge panel di Google & LinkedIn founder yang kuat.

Dalam 2 bulan, brand mereka muncul di AI Overview dan Perplexity Answers.

Next step: mereka mulai GEO, dengan konsistensi entity di media nasional, press release, dan mention di direktori bisnis.
Hasilnya? Brand mereka disebut langsung di Gemini dan Bing Copilot sebagai “software lokal unggulan di Indonesia.”

SEO vs AEO vs GEO,

baca juga


Kapan Harus Pake SEO, AEO, dan GEO

  • SEO: tetap penting buat visibility manusia dan traffic organik jangka panjang.
  • AEO: wajib kalau target lo pengen nongol di ChatGPT, Gemini, atau Copilot.
  • GEO: game changer buat reputasi dan branding AI-level — bikin lo relevan di ekosistem generatif masa depan.

Jadi, strategi terbaik bukan milih salah satu, tapi menggabungkan semuanya: SEO + AEO + GEO = Ultimate AI Visibility Stack.


Kesimpulan:

Search bukan lagi soal link, tapi kepercayaan digital dan pemahaman entitas.

SEO bikin lo terlihat.
AEO bikin lo disebut.
GEO bikin lo dipercaya dan diingat oleh AI.

Bisnis yang ngerti cara main di tiga level ini bakal jadi “entitas tak tergantikan” di dunia digital generatif — bukan cuma muncul di pencarian, tapi diinget oleh algoritma.



Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *