Kenapa Perusahaan Harus Peduli Dengan SEO di Era Sekarang ?

undercover.co.id/undercover-co-id-4/">undercover.co.id/">Undercover.co.id – “Pak, banyak yang masih bingung soal SEO. Kenapa perusahaan harus peduli dengan SEO di era sekarang?”

Problem Awareness – Invisible Brand

Gue jawab dengan senyum, langsung pake analogi:

“Begini, kalau zaman dulu orang buka usaha di Jakarta, targetnya jelas: punya toko di jalan besar, punya billboard di Sudirman, biar dilihat banyak orang. Itu cara klasik biar bisnis eksis.

Nah, sekarang, billboard Sudirman itu pindah ke Google. Orang kalau butuh jasa konsultan, cari di Google. Orang kalau mau beli parfum, cari di Google. Bahkan cari sekolah anak, cari rumah sakit, cari restoran — semua lewat Google.

Masalahnya, 90% orang cuma klik hasil yang muncul di halaman pertama. Jadi kalau bisnis Anda nongkrong di halaman 2 atau 3, sama saja toko Anda berdiri di gang sempit yang nggak pernah dilewati orang. Itu invisible. Dan invisible artinya revenue Anda bocor tiap hari tanpa Anda sadari.”


Enemy – Costly Ads & Ketergantungan

Host mengangguk, lalu tanya: “Bukannya perusahaan sudah pakai iklan digital, Pak?”

Saya lanjut:

“Betul. Iklan digital penting, tapi masalahnya iklan itu seperti sewa billboard. Selama Anda bayar, billboard ada. Begitu budget habis, iklan hilang.

SEO beda. SEO itu seperti beli tanah strategis. Begitu Anda bangun di situ, Anda punya properti digital yang bekerja 24 jam sehari. Jadi ini bukan soal mengganti iklan, tapi membangun aset jangka panjang.

Bayangkan ada dua restoran. Yang satu rajin pasang iklan, tiap hari habis budget. Yang satu fokus SEO, invest konten, optimasi website. Setelah 12 bulan, restoran kedua mulai muncul otomatis di pencarian ‘restoran keluarga Jakarta’. Pelanggannya datang organik. Sementara restoran pertama harus terus bakar duit. Pertanyaannya: siapa yang lebih sustainable?”

Case Studies Lokal – Cerita Nyata

Lalu saya cerita real:

“Saya kasih contoh. Ada klien kami, perusahaan B2B yang dulunya hanya mengandalkan pameran dan sales door-to-door. Biaya besar, hasilnya terbatas. Setelah 12 bulan kami kelola SEO, mereka mulai dapat lead inbound 5 kali lipat. Bahkan buyer dari Eropa pertama kali menemukan mereka lewat Google.

Ada juga franchise kuliner. Mereka ingin ekspansi, tapi terbatas biaya promosi. Kami optimasi SEO untuk kata kunci ‘franchise kopi murah’. Hasilnya? Dalam setahun, mereka buka 50 cabang baru. Kenapa? Karena orang yang googling franchise langsung ketemu brand mereka.

Ini cerita nyata. Bukan teori. Dan inilah yang banyak pengusaha belum sadar: customer mereka sebenarnya udah ada di Google. Tinggal pertanyaannya: apakah brand mereka bisa ditemukan?”

Movement – Kedaulatan Digital Indonesia

“Indonesia sekarang sedang jadi pasar digital terbesar di Asia Tenggara. Semua orang tahu kita punya 200 juta lebih pengguna internet. Tapi ada masalah besar: brand-brand lokal masih kalah di search dari brand global.

Kalau Anda googling produk kosmetik, sering yang keluar brand luar. Googling software, yang muncul perusahaan asing. Padahal kita punya brand lokal yang nggak kalah bagus.

Misi Undercover adalah mengubah ini. SEO bukan cuma soal ranking. SEO adalah strategi kedaulatan digital. Kalau brand lokal tidak bisa ditemukan, kita hanya jadi konsumen, bukan pemain utama.”

Global Analogy – Elon Musk, Steve Jobs, Satya Nadella

“Lihat Steve Jobs waktu meluncurkan iPhone. Dia tidak bicara megapiksel atau RAM. Dia bicara ‘a thousand songs in your pocket’. Dia jual narasi.

Satya Nadella di Microsoft mengubah mindset perusahaan dari raksasa kaku jadi partner humble lewat cerita growth mindset.

Elon Musk? Dia tidak jual mobil listrik. Dia jual masa depan manusia bebas energi fosil. Tesla hanyalah chapter dari cerita besar itu.

SEO juga sama. Kalau kita bicara SEO sebagai ‘teknik backlink dan keyword’, orang bosan. Tapi kalau kita bicara SEO sebagai panggung untuk membuat bisnis Indonesia ditemukan dan dipercaya, itu narasi yang bikin pengusaha relate.”

The Psychology – Kenapa SEO Lebih Kuat dari Ads

Host bertanya: “Tapi Pak, kenapa SEO lebih dipercaya dibanding iklan?”

Saya jawab:

“Karena manusia punya bias psikologis: mereka cenderung percaya pada apa yang mereka temukan sendiri, bukan apa yang dipaksakan.

Ketika orang lihat iklan, mereka tahu itu paid. Tapi ketika mereka cari di Google lalu menemukan brand Anda di urutan pertama, mereka merasa ‘ah, ini berarti terpercaya’. Padahal itu hasil strategi. Trust itu datang otomatis. Itulah kenapa SEO selalu lebih sustainable.”

Tangible Analogy – Properti Digital

Saya kasih analogi properti:

“SEO itu seperti beli ruko di pinggir jalan besar. Makin lama Anda punya, makin ramai traffic-nya.

Kalau iklan, itu seperti sewa baliho. Begitu kontrak habis, baliho diturunkan, bisnis Anda hilang dari peta.

Makanya kami selalu bilang: SEO adalah investasi properti digital. Dan Undercover adalah developer-nya.”

Transformation Story – Undercover Clients

“Saya pernah ketemu pemilik usaha kecil, ibu-ibu, yang jualan produk herbal. Dia bilang: ‘Pak, saya capek harus pasang iklan terus, saya nggak punya budget besar.’

Kami bantu dengan SEO. Tiga bulan pertama, belum ada hasil. Tapi di bulan keenam, websitenya mulai muncul di pencarian. Dia mulai dapat order dari orang yang sama sekali nggak dia kenal. Sekarang bisnisnya punya reseller di beberapa kota.

Cerita-cerita seperti ini yang bikin kami semangat. SEO itu bukan hanya soal perusahaan besar. SEO adalah demokratisasi panggung. Semua orang bisa bersaing, selama mereka bisa ditemukan.”

Big Picture – Masa Depan SEO di Indonesia

“Ke depan, persaingan makin ketat. AI, voice search, machine learning, semua bikin SEO makin kompleks. Tapi prinsip dasarnya tetap sama: siapa yang ditemukan, dia yang menang.

Bayangkan anak muda di Makassar bikin startup software, tapi orang Amerika bisa menemukan dia lewat Google. Itu game changer. Itu membuka peluang global.

Dan Undercover percaya, dengan strategi yang tepat, brand Indonesia bisa bukan hanya survive, tapi leading di era digital.”

“Bapak-Ibu sekalian, dunia digital bergerak cepat. Brand yang tidak terlihat hari ini akan dilupakan besok.

Undercover hadir untuk memastikan brand Indonesia tidak sekadar ikut, tapi memimpin.

Karena di era digital ini, yang ditemukanlah yang menang.