Mengukur SEO di Era Generative SERP

undercover.co.id/undercover-co-id-4/">undercover.co.id/">SEO AGENCY JAKARTA – Model Attribution Baru, Mengukur SEO di Era Generative SERP, Pernah nggak lo ngerasa aneh waktu ngecek Google Analytics, tiba-tiba traffic organik lo turun tapi brand awareness naik? Kayak orang-orang tau produk lo, tapi jalurnya nggak jelas dari mana. Welcome to the jungle yang namanya Generative SERP — hasil pencarian yang udah dibajak AI.

Di era klasik SEO, attribution (alias cara ngukur konversi) lumayan gampang: ada orang ketik keyword, klik link lo, masuk website, terus beli produk. Semua jelas, semua trackable. Tapi di era generative search, orang dapet jawaban langsung di hasil pencarian, tanpa harus klik link. Jadi lo bingung:
“Sebenernya konversi ini gara-gara SEO, iklan, atau jawaban AI Google?”

Nah, di titik ini lahir konsep baru: model attribution SEO generatif.

Attribution Lama: Last Click, Linear, dan Kawan-Kawan

Sebelum chaos SGE (Search Generative Experience), marketer biasa pake beberapa model attribution:

  • Last Click: kredit penuh buat channel terakhir sebelum konversi.
  • First Click: kredit penuh buat channel pertama.
  • Linear: semua channel di perjalanan customer dikasih kredit rata.
  • Time Decay: semakin deket ke konversi, channel dikasih kredit lebih besar.

Sistem ini berfungsi kalau alurnya jelas: user ketik → klik link → jalan-jalan di website → checkout. Tapi sekarang, orang bisa:

  1. Ketik “sepatu lari terbaik 2026.”
  2. Dapet jawaban langsung dari AI: rekomendasi Nike, Adidas, sama brand lokal random.
  3. User langsung buka marketplace (Tokopedia/Shopee) buat beli, tanpa pernah ngeklik website lo.

Pertanyaannya: kreditnya jatuh ke siapa? Google? Brand lo? Marketplace?


Generative SERP Mengacak-ngacak Attribution

Generative SERP kayak dealer nakal di meja poker. Dia ngocok semua kartu attribution marketer.

Contoh nyata di 2025: beberapa publisher US ngelaporin kalau traffic mereka drop hampir 40%, tapi revenue brand mention di marketplace justru naik. Jadi meskipun website mereka nggak diklik, kontennya diambil AI buat ngeracik jawaban. Artinya brand awareness naik, tapi data di dashboard analytics nggak nunjukin itu.

Di sinilah masalahnya: attribution tradisional nggak bisa ngukur “influence lewat jawaban AI.”


Model Attribution Baru: “Impression Share di Era AI”

Bayangin attribution versi baru kayak gini:

  1. Presence in AI Answer (AI Impression):
    Seberapa sering brand/website lo muncul di jawaban generatif, meskipun nggak di-klik.
  2. AI Assisted Conversion:
    Konversi yang terjadi setelah user terekspos brand lo lewat jawaban AI. Misalnya, orang baca brand lo di generative answer, terus dua hari kemudian beli via marketplace.
  3. Cross-Platform Attribution:
    Generative SERP bukan lagi single-source. Jawaban AI bisa nyambung ke YouTube, TikTok, atau bahkan review di marketplace. Attribution baru harus nge-track jejak lintas platform.
  4. Brand Mention Score:
    Makin sering brand lo disebut di hasil AI, makin gede pengaruhnya, walau nggak bisa ditangkap pakai pixel tracking biasa.

baca juga

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *