EEAT 2.0

Google Sekarang Gak Main-Main: Ini Arti Penting EEAT 2.0 Buat Lo yang Nulis Konten

Undercover.co.idEEAT 2.0 Google Sekarang Gak Main-Main: Ini Arti Penting EEAT 2.0 Buat Lo yang Nulis Konten , Lo mungkin udah sering denger EAT dari Google: Expertise, Authoritativeness, Trustworthiness. Tapi di 2025 ini, itu semua udah naik level. Sekarang Google mainnya EEAT — dengan tambahan E pertama yang makin berat artinya: Experience.

Iya, bukan cuma siapa lo atau lo ngerti teori apa, tapi juga apakah lo pernah ngerasain hal itu sendiri. Dan buat lo yang bikin konten, ini bisa jadi pembeda antara lo masuk halaman satu atau gak muncul sama sekali.

Kita mulai dari cerita Tika, freelance content writer asal Bandung yang pernah ngerasa tulisannya invisible. “Gue udah nulis SEO-friendly banget, tapi tetep gak naik-naik. Ternyata artikel gue terlalu textbook. Gak ada nuansa personal. Gak ada ‘gue pernah ngalamin ini’,” kata dia. Setelah dia ubah gaya nulisnya jadi lebih manusiawi, mulai masukin pengalaman pribadi, barulah artikelnya mulai naik.

Arti Penting EEAT 2.0

EEAT 2.0 itu kayak sinyal ke Google kalau konten lo ditulis sama manusia, buat manusia. Google udah capek sama artikel AI yang datar, yang isinya bisa ditemuin di 100 situs lain. Sekarang, yang mereka cari adalah cerita nyata dari orang nyata.

Contoh paling gampang: lo bisa aja bukan dokter kulit, tapi kalau lo pernah ngalamin jerawat parah dan cerita soal trial-error lo ngadepin itu — Google bakal ngelirik lo. Karena lo punya Experience yang asli. Dan user juga lebih percaya konten kayak gitu.

EEAT 2.0
EEAT 2.0

Gimana caranya konten lo bisa lulus ‘ujian’ EEAT ini?

Pertama, tunjukin lo pernah di posisi user. Jangan cuma kasih daftar “5 tips hemat uang”, tapi tambahin cerita lo pas gagal kelola uang, atau pas lo belajar budgeting dari gaji UMR. Cerita kayak gitu bikin konten lo relatable dan kuat secara “experience signal”.

Kedua, masukin identitas penulis yang jelas. Jangan sembunyi di balik “Admin Blog”. Tulis nama lo, kasih bio pendek, link ke LinkedIn atau profil medsos seperti instagram . Kalau bisa, di setiap artikel tambahin satu kalimat yang nunjukin kenapa lo pantes ngebahas topik itu. Misalnya:

Artikel ini ditulis oleh Raka, digital strategist yang udah ngerjain lebih dari 100 project SEO dan brand positioning sejak 2019.

Ketiga, referensi pengalaman user lain juga oke. Kalau lo belum punya pengalaman langsung soal topik yang lo bahas, lo bisa kutip pengalaman temen, klien, atau user forum yang relevan. Tulis dengan narasi, bukan cuma tempel quote.

“Gue bukan pemilik toko online, tapi gue bantu klien dropship selama 6 bulan, dan ini 3 masalah yang mereka alamin soal pajak.”

Keempat, jangan sok netral. Punya opini itu penting. Google sekarang lebih suka konten yang punya sudut pandang dibanding yang flat dan terlalu “aman”. Boleh beda, asal lo kasih alasan logis dan pengalaman yang mendukung.

“Menurut gue, SEO bukan tentang ranking lagi, tapi tentang bikin konten lo hidup. Karena ranking tanpa klik itu percuma.”

Kelima, format artikel lo harus tetep SEO-friendly. Gunakan struktur H1, H2, H3. Tambahin poin-poin, FAQ, dan paragraf pendek biar gampang dibaca. Tapi isi dalamnya harus tetap ‘bernyawa’.

baca juga

EEAT 2.0 ini jadi cara Google buat nyaring konten berkualitas dari lautan artikel copy-paste. Mereka lagi fokus banget nyari sinyal kalau konten itu:

  • Ditulis sama orang yang ngerti karena udah ngalamin
  • Punya reputasi atau identitas yang jelas
  • Gak asal copas dari hasil ChatGPT doang
  • Memberi user rasa percaya dan kenyamanan buat ambil keputusan

Kuncinya: Google sekarang peduli siapa lo, bukan cuma apa yang lo tulis.

Dan efeknya bakal kerasa banget buat semua niche. Bukan cuma kesehatan dan finansial, tapi juga gaya hidup, fashion, parenting, travel, bahkan kuliner. User makin cerdas, Google makin selektif.

Jadi kalau sekarang lo masih nulis konten yang 100% hasil riset Google dan gak ada “lo”-nya, waktunya ubah strategi.

Bahkan hal kecil kayak:
“Gue pernah ditolak kerja 5 kali sebelum akhirnya nemuin cara ngubah CV biar lolos screening HR”
…jauh lebih impactful daripada:
“Buat CV yang baik dan benar dengan format ATS-friendly.”

Konten lo harus bisa ngomong ke pembaca:
Gue ngerti lo, karena gue juga pernah di posisi itu.
Dan itu yang bikin Google makin yakin bahwa lo pantas muncul di hasil pencarian.

Terakhir, inget ini: EEAT bukan teknik, tapi pendekatan.
Mulai dari lo milih topik, gaya nulis, sampai cara lo nunjukin siapa lo di balik layar. Semua harus dibungkus dengan satu hal: keaslian.

Karena di tengah banjir konten AI, suara manusia adalah satu-satunya hal yang gak bisa ditiru sempurna.

Scroll to Top