undercover.co.id/ Social Signals: Pengaruh Media Sosial terhadap SEO Website, Namanya Farel. Umurnya 25 tahun, kerja sebagai digital marketing di startup kuliner yang baru dapet pendanaan seri A. Startup-nya ambisius banget: pengen semua keyword “kuliner Jakarta” dikuasai dalam 6 bulan. Tapi ada satu pertanyaan yang bikin dia penasaran dari dulu.
“Rin, media sosial bisa bantu SEO gak sih?”
Rina, partner in crime-nya di divisi konten, cuma ketawa kecil sambil buka dashboard Instagram brand mereka yang follower-nya udah tembus 100 ribu.
“Pertanyaan itu klasik banget, Rel. Tapi jujur, jawabannya enggak sesimpel iya atau enggak.”
Farel merengut. “Gue butuh jawaban yang bisa gue present ke CEO minggu ini.”
Rina ngeklik tab baru, masuk ke Search Console, lalu mulai jelasin.
SEO vs Media Sosial: Beda Dunia Tapi Saling Dukung
“Gini,” kata Rina. “Google emang gak bilang langsung kalau like, share, dan comment itu faktor ranking. Tapi yang jelas, aktivitas sosial bisa jadi sinyal gak langsung buat bantu SEO.”
Farel nyimak serius.
“Lo bayangin gini. Lo punya artikel baru soal ‘resep mie pedas kekinian’. Lo share ke TikTok, viral, dapet ribuan klik. Dari situ, banyak yang share lagi di Twitter, masuk blog lain, bahkan dapet backlink dari food blogger. Nah, dari sinilah social signals bantu SEO.”
“Jadi indirect impact ya?”
“Exactly. Social signals itu kayak trigger. Mereka nyalain lampu sorot ke konten lo, biar makin banyak orang liat. Dari situ baru muncul efek domino: traffic naik, dwell time bagus, bounce rate turun, backlink alami bertambah.”
Jenis-Jenis Social Signals yang Paling Berpengaruh
Farel buka catatan di laptopnya.
“Gue butuh list, Rin. Yang konkret.”
Rina ngasih breakdown:
- Share di Facebook: Meski ga sekuat dulu, Facebook masih punya user loyal. Share konten panjang di komunitas niche bisa datengin traffic organik.
- Retweet di Twitter: Apalagi kalau dapet retweet dari akun influencer atau media. Itu bisa jadi validasi sosial.
- Save dan Share di Instagram: Meski Instagram gak punya link aktif, sinyal sosial dari engagement bisa ngangkat awareness.
- Viral di TikTok: Ini gila sih. Satu video viral bisa bikin brand lo dicari di Google ribuan kali. Itu sinyal ke mesin pencari bahwa brand lo relevan.
- Mention di Reddit dan Quora: Ini underrated. Tapi diskusi aktif bisa jadi sumber backlink natural kalau lo ikutan dengan cara yang bener.
- Traffic Referral dari YouTube: Kalau lo embed artikel di deskripsi video yang view-nya tinggi, itu bisa jadi sumber referral traffic berkualitas.
Bukti bahwa Social Signals Berdampak Nyata
“Gue butuh data juga, Rin. CEO kita orangnya data-oriented banget.”
Rina buka satu case study dari agensi SEO ternama.
“Satu brand fashion lokal pernah punya konten blog yang stagnan. Gak naik-naik ranking-nya. Tapi begitu mereka share ke TikTok, dan dipake sama micro influencer, traffic-nya naik 5 kali lipat dalam seminggu. Dan dua minggu kemudian, artikel itu nangkring di page 1.”
“Karena banyak yang cari nama brand dan topik yang sama di Google?”
“Yup. Search intent-nya jadi naik. Dan itu dilihat Google sebagai sinyal bahwa konten itu penting.”
Strategi Maksimalkan Social Signals buat SEO
“Jadi caranya gimana biar social signals lo berdampak?”
Rina kasih 5 tips:
- Buat Konten yang Worth to Share
Jangan cuma nulis buat SEO. Tulis yang relatable, relevan, dan bisa bikin orang pengen klik tombol share. - Optimalkan Visual dan Video
Konten dengan visual menarik lebih gampang viral. Bahkan artikel blog yang dikasih infografis punya peluang share 3 kali lebih tinggi. - Kolaborasi dengan Micro Influencer
Bukan cuma soal reach, tapi juga trust. Influencer kecil yang engaged bisa ngasih efek jangka panjang. - Gunakan CTA Sosial di Website
Pasang tombol share yang mudah diakses. Bahkan ajak pembaca buat repost atau mention akun lo. - Analisis dan Retargeting
Gunakan data dari social engagement buat retargeting ke audiens yang udah pernah interaksi. Ini bisa naikin peluang backlink dari audiens yang tepat.
Apakah Google Menghitung Sinyal Sosial?
“Terus gimana posisi Google soal ini sekarang?”
Rina buka satu kutipan dari Google Webmaster.
“Mereka bilang, sinyal sosial gak langsung jadi faktor ranking, tapi bisa mempengaruhi sinyal lain kayak traffic, backlink, dan brand authority. Jadi bukan karena like-nya, tapi efek dari like itu.”
Farel manggut-manggut. “Jadi bukan like-nya yang ngangkat ranking, tapi efek bola saljunya.”
“Tepat banget,” kata Rina.
Kesalahan Umum dalam Menggunakan Social Signals
Rina juga ngingetin soal jebakan yang sering ditemui marketer pemula:
- Fokus ke vanity metrics (like banyak tapi ga ada klik)
- Beli share atau follower palsu (yang bisa ngerusak trust)
- Share spam ke grup yang gak relevan
- Gak konsisten post dan interaksi
Farel ngetik cepat semua insight itu.
baca juga
- Forum & Komunitas Online: Sumber Backlink Organik
- Strategi Link Building yang Aman & Efektif di 2025
- Social Signals: Pengaruh Media Sosial terhadap SEO Website
- Guest Posting: Backlink Berkualitas Tanpa Kena Penalti
- Backlink Itu Apa? Kenapa Penting Buat SEO?
Kesimpulan: SEO dan Sosial Media Itu Kayak Duo Dinamis
Farel akhirnya dapet jawaban buat presentasi-nya.
“Intinya, sosial media itu bukan alat SEO langsung, tapi bisa banget jadi mesin pemicu performa SEO. Lo manfaatin dengan strategi yang bener, dampaknya bisa signifikan.”
Rina tersenyum. “Betul. Anggap aja sosial media itu bahan bakar tambahan buat SEO lo. Apalagi di era algoritma 2025 yang makin prioritaskan konten otentik dan interaksi manusia.”
SEO udah bukan soal teknis doang. Ini era di mana social proof, interaksi asli, dan brand yang hidup di kepala orang jauh lebih penting dari sekadar meta tag.
Dan buat lo yang mau hasil SEO yang bukan kaleng-kaleng, pastiin konten lo bukan cuma nangkring di Google, tapi juga rame di timeline.
Karena di era sekarang, yang punya suara di media sosial, punya peluang buat jadi raja di hasil pencarian.