Brand Storytelling , Membangun Empati Lewat Cerita

Brand Storytelling , Membangun Empati Lewat Cerita. Menyampaikan pesan dengan bentuk narasi akan lebih mengena benak dan hati konsumen. Apalagi, kisah yang disampaikan begitu relevan dengan keseharian mereka.

U kuran kesuksesan sebuah merek, antara lain bisa menggaet hati konsumen dan menciptakan konsumen setia. Di era digital ini, banyak cara yang bisa dilakukan merek untuk memasarkan produk atau layanannya. Namun, pemasaran biasa saja tidak cukup. Perlu strategi lain untuk membuat konsumen percaya kepada merek tersebut dan merasa terhubung dengan merek yang pada akhirnya menjadi konsumen loyal.

Untuk membuat hal tersebut terjadi, merek dapat melakukan strategi brand storytelling. Brand storytelling merupakan pendekatan yang menggunakan narasi untuk menciptakan hubungan yang emosional dan digerakkan oleh nilai, antara pelanggan dan sebuah merek Dalam hal ini, merek menceritakan alasan produk atau layanan itu ada, dampaknya bagi konsumen, dan proses produk serta layanan tersebut menjadi bagian dari kehidupan mereka.

Strategi ini semakin populer seiring dengan teknologi yang bertambah canggih. Sehingga merek dapat menyampaikan cerita tentang perjalanan merek atau apa saja dengan lebih mudah di berbagai kanal. Semakin baik cerita yang disampaikan, maka semakin tulus

dan dalam hubungan yang tercipta antara konsumen dengan merek. Konsumen juga bisa merasa ingin membeli produk atau layanan merek bukan hanya karena kualitas yang bagus, namun ada nilai yang mereka rasakan.

Brand Storytelling , Membangun Empati Lewat Cerita

Menerapkan strategi brand storytelling sudah menjadi keharusan dan dibutuhkan oleh para merek. Pada akhirnya, strategi ini dapat memaksimalkan brand awareness, brand presence, dan brand love. Hal ini tentunya akan berdampak baik terhadap bisnis merek tersebut. Ditambah, konsumen kini menginginkan merek yang bisa “bercerita.”

Hal ini ditunjukkan dengan riset dari OneSpot yang menunjukkan bahwa cerita yang disampaikan dengan baik bahkan dapat membuat konsumen senang mengonsumsi iklan. Berdasarkan riset tersebut, 92% konsumen ingin merek membuat iklan yang terasa seperti sebuah cerita. Maka dari itu, merek perlu menyampaikan konten yang linier dan mengekspresikan narasi yang jelas. (Grafik 1)

Oleh sebab itu, brand storytelling harus bisa dikemas sebaik mungkin untuk bisa menyentuh hati pelanggan. Bentuk narasi yang panjang saja tidak cukup untuk membuat pelanggan mengingat merek. Mereka akan cepat lupa dengan apa yang disampaikan suatu merek. Jadi, memasukkan unsur yang membangkitkan emosi audiens menjadi penting, bukan hanya narasinya.

Coca-Cola merupakan salah satu merek global yang berhasil menerapkan strategi brand storytelling untuk mendapatkan konsumen baru dari seluruh dunia. Merak ini dikenal sebagai salah satu storyteller terbaik selama bertahun- tahun lamanya dan membagikan konten- konten yang membuat penonton merasa ingin menontonnya bukan karena terpaksa.

Konten-konten yang Coca-Cola bagikan fokus untuk menyebarkan hal-hal positif. Contohnya, mengenal berbagi kesadaran tentang perayaan budaya, mendorong ide tentang hubungan. yang lebih kuat, ataupun mengajarkan orang untuk berkumpul, bernyanyi, dan merayakan hari istimewa bersama-sama.

Salah satu kampanye pemasaran yang berhasil dilakukan merek ini, antara lain Coca- Cola’s “Share a Coke.” Kampanye ini langsung menjadi populer setelah peluncurannya. Kampanye tersebut bertujuan menjalin ikatan dengan konsumen pede tingkat yang lebih personal, yang mana semua label botol Coca-Cola diganti dengan nama yang paling populer dari seluruh negara tempat produk didistribusikan

Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh Direct Marketing News bersama Tim Goudie, Director of Social Media, Sustainability Coca- Cols, Tim berargumen bahwa storytelling. terlebih yang autentik menjadi salah satu kunci sukses Coca-Cola Sebab, hal ini dapat menunjukkan kepribadian merek ini dan akhirnya membangun brand empathy

“Storytelling memungkinkan merek untuk menunjukkan dampak positif yang mereka benkan kepada kehidupan orang-orang Strategi ini membuat merek terhubung dengan konsumen mereka pada tingkat yang lebin dalam dan mengungkap sisi manusiawi dan merek tersebut,” kata Tim, dilansir dari Direct Marketing News

Tim mengungkap bahwa orisinalitas yang membuat brand storytelling efektif Apabila merek ingin bercerita, centa tersebut harus asl. Sebab, orang akan membacanya lebih cepat Contohnya, apabila marek memiliki Inisiatif sustainability yang baik maka harus transparan terbuka dan memilik cerita yang punya dasar kust.

Dove. Berkolaborasi dengan musisi Eka Gustiwana, Dove menyampaikan pesan sarat bermakna bagi perempuan Indonesia melalul format lagu dan video musik bertajuk Rambutku Mahkotaku. Dalam pembuatan video, Dave menggandeng sejumlah perempuan inspiratif yang merepresentasikan rambut perempuan Indonesia.

Dalam menciptakan suatu konten storytelling yang efektif, Dove selalu konsisten menyuguhkan cerita yang relevan bagi konsumen. Masalah dan cerita tersebut kemudian dikemas dengan konten yang menarik bagi audiens.

“Tentunya, pesan yang kami sampaikan harus penuh makna, insightful, dan pemilihan medium yang tepat. Walaupun membutuhkan waktu yang lebih panjang dan pertimbangan matang melalui riset, crafting, dan proses finalisasi, tapi bisa menghasilkan brand storytelling yang berdampak signifikan. Kami percaya, produk kami akan terekam dengan baik di benak konsumen,” ujar Putri Paramita, Beauty & Wellbeing Marketing Lead Unilever Indonesia.

Rambutku Mahkotaku merupakan video musik dari Dove yang diangkat berdasarkan hasil riset dan fakta bahwa satu dari dua perempuan pernah diejek karena gaya rambutnya Isu yang relevan ini kemudian menjadi perhatian Dove, dan mendorong merek tersebut hadir memberikan solusi bagi konsumen.

baca juga

    “Kami memilih format video musik untuk menyampaikan pesan kami karena sangat menghibur. Konten yang inklusif, relevan, dan ringan bagi konsumen tidak hanya estetis untuk dilihat, tetapi juga bermakna dan diingat oleh konsumen,” tambah Putri.

    Menurut Putri, keberhasilan dari strategi ini sangat bergantung pada DNA perusahaan dan brand purpose. Dove selalu berupaya untuk menghidupkan tujuan di setiap konten kreatifnya, yakni mendukung perempuan Indonesia agar lebih percaya diri. “Hal ini juga selaras dengan visi positive beauty yang kami usung untuk menciptakan standar baru bagi kecantikan yang setara, inklusif, serta berkelanjutan,” katanya.

    Tidak hanya itu, keberhasilan brand storytelling juga bergantung pada objektif sebuah konten dan penentuan talenta yang tepat agar pesan tersampaikan secara optimal. Contohnya, talenta Dove menunjukkan representasi keragaman rambut perempuan Indonesia.

    “Berbagai macam gaya rambut, mulai dari keriting, rambut pendek, rambut berwarna, hingga berhijab mendukung konten yang inklusif. Tidak hanya percaya diri, perempuan di balik konten kami juga memiliki kisah nyata sehingga konsumen lebih terhubung dengan video klip Rambutku Mahkotaku yang kami hadirkan,” kata Putri.

    Leave a Comment

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Scroll to Top